Salin Artikel

"Kami Butuh Masker Harga Normal"

Susanto didiagnosa mengidap kanker nasofaring dan anaknya, Celine menderita leukemia atau kanker darah.

Kepada Kompas.com, Susanto bercerita rutin menggunakan masker sejak tahun 2018 lalu. Sedangkan anaknya menggunakan masker sejak tahun 2016.

Sedikitnya, satu hari ia menggunakan satu masker. Untuk sang anak lebih banyak yakni tiga masker setiap hari.

Mereka menggunakan masker terutama saat bepergian.

Sebagai penyintas kanker, Susanto dan anaknya rentan terhadap kondisi udara yang tidak baik seperti asap rokok, debu, dan polusi.

Apalagi sang ayah harus check up penyakitnya yang masuk dalam tahap stadium 2 setiap tiga bulan sekali ke Jakarta.

Sementara anaknya harus cek darah di Pontianak setaip bulan.

"Karena masih dalam tahap kontrol, kebutuhan masker tentu sangat penting, sebab kondisi tubuh rentan terhadap asap, debu dan polusi udara," ujar Susanto, Rabu (4/3/2020).

Ia mengaku pernah ditawari masker seharga Rp 220.000 per kotak. Padahal ia biasa membeli masker antara Rp 23.000 hingga Rp 40.000 per kotak.

Pada Selasa (3/3/2020), Susanto mengaku tak menemukan toko yang menjual masker dan hand sanitizer sepanjang jalan antara Kecamatan Siangan dan Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Padahal jarak antar dua kecamatan itu mencapai 50 kilometer.

"Kemarin saya ke Mempawah, pas pulang ke rumah, saya sengaja singgah di setiap toko, tapi masker dan pembersih tangan kosong," cerita Susanto.

Ia berharap pemerintah turun tangan sehingga ketersedian masker kembali normal dan harganya tak lagi menambung.

"Harapan saya, harga masker normal. Boleh naik tapi sewajarnya, Rp 50.000 misalnya. kalau sampai Rp 200,000, bonyoklah saya," kata Susanto.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Muhammad Andi Ishak menduga kekosongan tersebut akibat ulah oknum penimbun yang mencari keuntungan di balik kasus virus corona.

"Kami juga enggak tahu persis yang borong masker ini siapa. Kemungkinan ada oknum yang manfaatkan cari keuntungan. Karena kami tanya ke distributor memang stok tidak ada. Tidak ada kiriman dari pusat. Kosong di pusat," ungkap Andi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Namun ia mengatakan Dinas Kesehatan Kalimantan Timur memiliki stok yang kini tersimpan di gudang farmasi di masing-maisng kabupaten dan kota. Jumlahnya sekitar 90-100 ribu boks.

"Stok itu kebetulan banyak tersisa saat kabut asap beberapa waktu lalu. Termasuk beberapa diantaranya masker N95. Tapi itu, khusus medis dan orang sakit. Kalau buat publik ya enggak cukup," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta, Zakarias Demon | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/05/10500031/-kami-butuh-masker-harga-normal-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke