"Pengiriman sampel sekarang dalam perjalanan. Tadi dikawal oleh dua surveilans ke Balitbangkes, berangkat sebelum subuh," kata Pelaksana tugas Kepala Dinkes Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih kepada Kompas.com, Rabu.
Rita menuturkan, pengiriman spesimen baru dikirim hari ini, karena kemarin harus memastikan dulu alurnya dan berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Jawa Barat.
Setelah provinsi berkoordinasi dengan Balitbangkes, akhirnya sampel bisa dikirim.
Selain itu, virus transporter media (VTM) untuk penyimpanan sampel terlambat tiba di Sukabumi.
Kota Sukabumi mendapatkan lima unit VTM, namun yang satu dipakai dulu oleh Dinkes Cianjur.
"VTM datang, kasus kita sudah berjalan dua hari. Pas VTM datang pas kasus Cianjur, jadi lebih siap," tutur Rita.
Rita menjelaskan, petugas pengambilan sampel oleh rumah sakit, sedangkan pengiriman oleh Dinkes.
Sedangkan, untuk model penyampaian sampel itu ada yang menggunakan serum dan ada yang menggunakan swab.
"Cianjur sempat mengambil swab. Di Sukabumi tidak sempat mengambil swab, karena kondisi pasien sangat cepat sekali," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, pasangan suami istri, S (58) dan T (57) masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu (1/3/2020).
Keduanya mengalami keluhan yang hampir sama.
Sang suami mengeluhkan batuk, pilek dan demam.
Sedangkan istrinya mengeluhkan sesak napas, batuk dan pilek.
Namun, T akhirnya meninggal dalam penanganan medis.
Saat itu, T sempat masuk ruang isolasi di rumah sakit pemerintah itu.
Sedangkan, S sudah diperbolehkan pulang, namun tetap dalam pemantauan petugas medis.
https://regional.kompas.com/read/2020/03/04/10572591/dinkes-sukabumi-kirim-sampel-pasien-yang-meninggal-saat-diisolasi