Salin Artikel

Pulang Umrah, Pasien di Sukabumi Meninggal Saat Diisolasi, Wali Kota Sebut Sakit Jantung

T dan suaminya, S (58) masuk ke IGD pada Minggu (1/3/2020) dengan keluhan yang sama yakni batuk, pilek, demam, dan sesak napas.

Beberapa hari sebelum dirawat, keduanya baru pulang dari ibadah umrah dan mereka sempat transit di Abu Dhabi.

Setelah pulang umrah, S sang suami ke rumah sakit dengan gejala batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis paru-paru.

Hasil konsultasi menetapkan bahwa S dalam kategori pemantauan sesuai dengan protap.

Saat itu S juga menyampaikan bahwa istrinya, T juga mengalami sesak napas, batuk, dan pilek. Lalu T diperiksa dokter dan dikonsultasikan ke dokter spesialis paru.

Dari keterangan keluarga, T sudah batuk dan pilek sebelum berangkat umrah.

"Untuk nyonya T dari hasil konsultasi akhirnya kita tetapkan dalam kategori pengawasan dan langsung dipindahkan ke ruang isolasi," kata Wali Kota Achmad Fahmi saat konferensi pers di RSUD R Syamsudin pada Senin (2/3/2020) sore.

"Nyonya T meninggal dunia sekitar jam 24.00 WIB," sambung Fahmi.

Sedangkan S diperbolehkan pulang namun dalam pemantauan.

Saat konferensi pers, Achmad Fahmi didampingi Kepala Dinkes Kota Sukabumi dr Rita Fitrianingsih, Plh Direktur RSUD R Syamsudin (Wakil Direktur Umum dan Keuangan) Yanyan Rusyandi, dan Wakil Direktur RSUD R Syamsudin Pelayanan Medik dan Keperawatan drg. Rina Hestiana.

"Mengenai informasi yang beredar bahwa meninggalnya nyonya T Minggu malam dikarenakan virus corona belum bisa diyakini kebenarannya," jelas Fahmi.

Ia menjelasakan virus corona ini bisa dinyatakan positif apabila telah mendapatkan hasil Laboratorium Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"RSUD R Syamsudin dan rumah sakit yang lainnya tidak bisa untuk menyatakan positif atau tidak. Tapi masih menunggu Balitbang Kesehatan Kemenkes,'' ujarnya.

Fahmi mengatakan hasil penelitian sementara, pasienT meninggal dunia karena penyakit jantung. Ia mengatakan bahwa T adalah pasien lama di RSUD R Syamsudin karena penyakit jantung.

"Jadi sementara, kami masih berkeyakinan bahwa meninggalnya pasien lebih dikarenakan kondisi penyakit jantung yang diderita pasien,'' kata mantan anggota DPRD Kota Sukabumi dua periode.

Untuk itu, Fahmi menyesalkan informasi yang menyebut bahwa pasien T yang meninggal diindikasikan karena virus corona.

Karena hingga saat ini, hasil laboratorum dari Balitbang Kesehatan, Kemenkes masih belum keluar.

Minta warga Sukabumi tak panik

Saat konferensi pers, Wali Kota Sukabumi mengimbau agar warga Sukabumi tidak panik dan resah dengan informasi-informasi yang berseliweran atau menyebar melalui WhatsApp, media sosial dan sebagainya.

"Saya mengimbau dan meminta warga untuk tidak panik dan resah dengan informasi-informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya sejak kemarin," imbau Fahmi.

"Insya Allah Pemkot Sukabumi bersiap dan siaga dengan kemungkinan-kemungkinan bila ada yang diindikasikan mengidap virus corona," jelasnya.

Fahmi mengatakan, RSUD R Syamsudin sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk penanganan pasien virus corona.

"Termasuk sudah ada ruang isolasi yang sudah disiapkan," kata Fahmi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/03/07270011/pulang-umrah-pasien-di-sukabumi-meninggal-saat-diisolasi-wali-kota-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke