Salin Artikel

Duduk Perkara Bentrok TNI-Polri di Tapanuli Utara, Berawal dari Kemacetan di Jalan

Bentrokan tersebut berawal saat Komandan Kompi (Danki) A Batalyon Infanteri 123 Rajawali Kapten Infanteri Ridwan melakukan perjalanan dari Tapanuli Selatan menuju Lapo Gmabiri.

Di saat bersamaan terjadi kecelakaan truk yang menyebabkan jalan macet di Jalan Lintas Sumatera titik Tarutung-Sipirok, Silangkitang, Kecamatan Pahae Jae.

Ridwan yang mengendarai mobil berusaha melewati kondisi jalan yang macet.

Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara AKP Ramot S Nababan yang ada di lokasi kemudian menegur Ridwan. Hal tersebut memicu keributan di antara keduanya,

Keributan pun dilerai oleh petugas Bhabinsa dari Koramil setempat yang juga berada di lokasi. Kedua pihak yang bertikai kemudian dibawa untuk ditenangkan.

Setelah semuanya bubar, tak disangka terjadi gesekan antara anggota dari kompi dengan sejumlah polisi yang ada di lokasi.

Sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah petugas yang diduga oknum TNI datang ke Mapolsek Pahae Julu. Bentrokan pun tak bisa dihindari.

Akibatnya ada enam personel polisi dan satu warga sipil terluka. Selain itu Markas Polsek Pahae Julu juga rusak.

Pasca-insiden itu, dua aparat keamanan tersebut sudah melakukan mediasi agar keributan tidak menyebar luas.

Tri mengatakan, setelah kejadian kemarin, pihaknya langsung melakukan mediasi awal.

Anggota TNI dari Batalyon 123 Rajawali sudah dikumpulkan dan diperiksa

Jumat (28/2/2020), dilakukan pertemuan kembali antara anggota Yonif 123 Rajawalu dan anggota Polsek Pahae Julu bersama Dandim, Danyon, dan Kapolres untuk saling bermaafan dan kembali menjalin hubungan yang baik.

"Dan beberapa anggota Yonif dan Kodim sudah dikoordinir untuk bersama-sama memperbaiki kantor polsek yang rusak," kata Danrem.

Pasca-peristiwa tersebut, kedua belah pihak sudah saling memaafkan.

Kapolda Sumataera Utara Irjen Sormin Siregar mengatakan, bentrokan ini terjadi karena kesalahpahaman.

"Kemacetan ini mereka tidak tahu, bisa jadi anggota kita ini perlu ke induk kesatuannya. dianggap apakah karena razia, ternyata ada truk fuso yang terguling. Ini sebenarnya hanya salah bahasa yang dipersepsikan berbeda," katanya

Sementara itu, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen MS Fadhilah meminta maaf atas bentrok yang terjadi.

Ia memastikan kondisi saat ini sudah kondusif, dan atas kejadian itu. Pihaknya sudah melakukan tindakan pencegahan agar peristiwa itu tidak membesar.

"Saya sangat menyesali dengan kejadian ini saya selaku pagdam menyampaikan permohonan maaf tidak hanya kepada Kapolda tapi juga kepada semua masyarakat," katanya.

Ia yakin, bentrokan yang terjadi adalah oknum, bukan secara institusi.

"Secara intitusi seharusnya dan sudah menjadi kewajiban kita terus menjaga solidaritas dan sinergitas," tegasnya.

"Tiga orang sementara (yang diperiksa), perwira dulu, kapolsek dengan pelaksananya," ujarnya di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2020).

Asep mengatakan bahwa TNI dan Polri telah sepakat untuk menyelesaikan polemik tersebut melalui mekanisme internal di masing-masing institusi.

Polri menelusuri peristiwa tersebut melalui Bidang Propam. Sementara itu, TNI melalui Polisi Militer (Pom) TNI.

"Sudah ada komitmen bahwa persoalan ini akan diselesaikan secara internal," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Oryza Pasaribu, Devina Halim | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa, Icha Rastika)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/29/05350001/duduk-perkara-bentrok-tni-polri-di-tapanuli-utara-berawal-dari-kemacetan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke