Salin Artikel

4 Kisah Pilu di Balik Tragedi Heli MI-17, Risno Berharap Adik Masuk TNI, Yanuarius Ingin Dijemput Ibunda

12 anggota TNI AD berangkat dalam keadaan sehat untuk bertugas menyuplai logistik ke pos TNI setempat beberapa bulan lalu.

Namun, helikopter hilang kontak pada Juni 2019 dan ditemukan hancur pada Februari 2020 ini.

Seluruh anggota TNI yang bertugas dinyatakan gugur.

Satu-persatu dari 12 korban yang dievakuasi dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan.

Berikut rangkuman kisah-kisah korban Heli MI-17 yang berhasil dirangkum oleh Kompas.com:

Ibu Risno, Wa Undali tak menyangka anaknya akan menjadi salah satu korban dalam peristiwa jatuhnya Heli MI-17 di Papua.

Sebagai seorang ibu, hatinya hancur.

Sebab, Risno adalah anak baik dan bertanggung jawab.

Bahkan, Risno memiliki keinginan yang sempat diutarakan sebelum ia hilang kontak dan ditemukan meninggal.

"Keinginan Risno mau sekolahkan adiknya hingga bisa masuk TNI seperti dirinya juga," kata Wa Undali, mengenang anaknya.

Tak hanya ibunya, beberapa keluarga almarhum tak berhenti menangis saat menyaksikan peti jenazah Risno diserahterimakan secara militer.

Jenazahnya dimakamkan di depan rumah orangtuanya melalui prosesi militer yang dipimpin oleh Dandim 1416 Muna, Letkol Inf Febi Triandoko.

Sebelum hilang kontak dan ditemukan meninggal, Praka Yanuarius sempat menghubungi keluarganya melalui sambungan telepon.

Kepada ibundanya, Yanuarius mengaku akan pulang kampung.

"Dia telepon, bilang nanti mau pulang kampung dan suruh mamanya nanti jemput di Bandara El Tari (Kupang)," kata Paman Yanuarius yang beranama Dominikus.

Namun tak disangka, keluarga justru mendapatkan kabar duka setelahnya.

Helikopter yang dinaiki Yanuarius hilang delapan bulan lalu.

Yanuarius menjadi salah satu korban meninggal dunia.

Permintaannya untuk dijemput dipenuhi keluarganya.

"Dia sudah meninggal dan kami harus datang jemput dia punya jenazah di Lanud El Tari. Kami sangat kehilangan dia," kata Dominikus.

Kesedihan terpancar dari wajah keluarga Ilham, mengetahui Ilham menjadi salah satu korban jatuhnya Heli MI-17 di Papua.

Bahkan, salah satu kakak almarhum, Dita Ibnu Arindana nyaris pingsan.

Ibnu hampir pingsan usai mengumandangkan azan di depan liang lahat adiknya.

Kabengpus Penerbad Skadron 31/Serbu Kolonel CPM Heri Kriswanto mengatakan, almarhum merupakan prajurit yang bertanggung jawab.

Bahkan, ia pun gugur saat menjalankan tugasnya.

"Almarhum bertugas sebagai avionik di Skadron 31/Serbu Semarang. Alharhum selama ini menjalankan tugas dengan baik," kata Heri.

Sebab, mereka telah lama menunggu kabar dari anggota keluarganya setelah pesawat Dwi dinyatakan hilang kontak sejak Juni 2019 lalu.

Kurang lebih delapan bulan tanpa kabar, Heli MI-17 ditemukan dalam keadaan hancur pada Februari 2020.

Kenyataan pahit harus mereka terima. Dwi Purnomo gugur dalam kejadian jatuhnya Heli MI-17 di Papua.

"Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu ditemukannya adik kami," kata kakak Dwi Purnomo, Bambang di rumah duka, Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, Magetan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Defriatno Neke, Sukoco, Fadlan Mukhtar Zain, Sigiranus Marutho Bere | Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Abba Gabrilin)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/06000021/4-kisah-pilu-di-balik-tragedi-heli-mi-17-risno-berharap-adik-masuk-tni

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke