Salin Artikel

5 Fakta Balita Meninggal Digigit Ular Weling, Tidur Tanpa Dipan, Tagihan RS Rp 37 Juta

Ia digigit ulang weling saat tidur di rumahnya, Jumat (7/2/2020) sekitar pukul 23.30 WIB.

Saat kejadian, Adila terbangun dan menangis. Setelah diperiksa ditemukan ular weling menempel di betis Adila. Sang ibu Rusmiati (24) melihat ada bekas gigitan dan darah di tumit anaknya.

Ia pun mengikat kaki anaknya dan menyedot lukanya. Sabtu dini hari, Adila dibawa ke rumah sakit.

Berikut fakta meninggalnya Adila karena digigit ular weling di rumahnya:

Sehari-hari Adila dan orangtuanya tidur tanpa dipan di lantai semen dan tanah. Di depan kamar mereka ada seekor ayam di dalam kandang dan tumpukan bekas.

Sementara tembok rumah mereka terbuat dari semen dan batu bata dilapisi spanduk bekas.

Rusmiati, sang ibu bercerita saat kejadian anaknya terbangun dan menangis. Saat diperiksa, ditemukan ular weling menempel di betisnya.

”Saya enggak tahu dia digigit atau tidak. Saya tidurkan lagi, tetapi dia merintih kesakitan. Setelah diperiksa, tumitnya ada bekas gigitan, ada darahnya. Saya enggak tahu penanganannya, cuma diikat kakinya dan disedot lukanya,” kata Rusmiati dilansir dari Kompas.id.

Adila kemudian dirujuk ke RSD Gunung Jati. Di parkiran rumah sakit, bocah 4 tahun itu muntah, sesak nafas, tak sadarkan diri.

Ia kemudian di rawat di RSUD Gunung Jati. Sabtu pukul 06.00 WIB, tim RSD Gunung Jati menyatakan kondisi Adila koma dan dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Setiap hari kondisi Adila menurun, dan pada Rabu malam tadi, sekitar pukul 20.30 wib, Adila dinyatakan meninggal dunia.

”Semoga ada bantuan. Tagihannya tadi sudah sekitar Rp 37 juta. Padahal, anak saya belum masuk BPJS Kesehatan. Kami baru mengurus dan bisa aktif 14 hari setelah berlaku,” ujar perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga ini.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSUD Gunung Jati Siti Maria mengatakan pihaknya telah memberikan serum anti-bisa ular (SABU).

Namun, kondisi Adila belum ada perubahan. ”Kami sedang koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon untuk dapat membiayai perawatan pasien,” katanya.

Usaha tersebut tak membuahkan hasil karena ada ketidakcocokan anti serum. Selain itu racun ular weling sidah menyebar ke sebagian besar tubuh Adila termasuk ke saraf dan sel darah.

"Sebagian sel darah sudah pecah, dan trombositnya terus menurun," ujarnya.

Maria mengatakan, proses penanganan Adila dibantu dokter spesialis emergency dari WHO dokter Tri Maharani.

“Mohon kepada pemerintah Kabupaten Cirebon untuk menindaklanjuti dan mohon bantuannya apabila ada kejadian seperti ini lagi agar cepat untuk mengatasi ular jenis macam ini," kata kosasih.

"Karena sampai saat ini belum ada obatnya di Cirebon khususnya, umumnya di Indonesia. Mohon pemerintah,” kata kosasih mengulang-ulang permohonannya.

Kosasih mengaku khwatir warga Desa Pamengkang dan warga lainnya yang mengalami hal serupa dan tidak bisa tertangani karena tidak adanya anti bisa.

Rencananya, ia dan warga desa skeitar akan kerja bakti untuk membongkar sarang ular berbahaya di lingkungan rumah masing-masing.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon | Editor: Aprillia Ika, Dony Aprian, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/14/06260061/5-fakta-balita-meninggal-digigit-ular-weling-tidur-tanpa-dipan-tagihan-rs-rp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke