Banjir tersebut berasal dari meluapnya Sungai Notopuro yang memiliki hulu di Kawasan Kabupaten Madiun.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi Teguh Puryadi mengatakan, luapan Sungai Notopuro merendam jalan dan lahan pertanian di 2 desa tersebut.
“Sampai jalan dan persawahan, belum sampai ke pemukiman warga,” ujar Teguh melalui saat dihubungi, Selasa.
Teguh menambahkan, banjir yang merendam persawahan dan jalan di dua desa juga disebabkan mulai gundulnya Gunung Pandan yang merupakan hulu Sungai Notopuro.
Selain itu, adanya penyempitan dari Sungai Madiun yang merupakan hilir dari Sungai Notopuro.
Pada Selasa siang, banjir yang merendam jalan dan persawahan di dua desa di Ngawi mulai surut.
“Ini sudah berangsur-angsur mulai surut,” kata Teguh.
Tahun ini, BPBD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mewaspadai potensi banjir di 26 desa di 6 kecamatan.
BPBD telah menyiapkan 29 perahu dan genset di lokasi desa rawan banjir tersebut.
BPBD Ngawi juga telah mempersiapkan dapur umum, tenda pengungsian, dan kebutuhan logistik bagi para pengungsi.
BPBD Ngawi juga telah memberikan pelatihan kepada relawan desa tanguh bencana di 26 desa rawan bencana banjir tersebut.
https://regional.kompas.com/read/2020/02/11/16154791/jalan-dan-area-sawah-2-desa-di-ngawi-terendam-banjir-ini-sebabnya