Salin Artikel

KPAID Tasikmalaya Sebut Korban Pria Bermasker Pengajak Hubungan Badan di Jalan Berjumlah 4 Orang

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya mencatat empat warga Kecamatan Ciawi diduga korban pria bermasker pengajak hubungan badan di sekitar Jalan Raya Rajapolah-Ciawi.

Namun, ketiga korban di antaranya berusia dewasa bukan anak-anak seperti siswi SD yang telah melapor ke Polres Tasikmalaya Kota, Senin (10/2/2020) siang.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto menuturkan, keempat korban kompak bersaksi saat kejadian pelaku menyebutkan dirinya sebagai uwa atau paman.

“Kasus ini yang sudah lapor baru korban anak-anak tersebut. Tapi setelah kita investigasi diduga ada 3 korban lainnya. Karena ada titik kesamaan benang merah, yakni si pelaku memanggil dirinya sebagai Uwa. Misalkan saat mengajak korbannya selalu mengajak 'ayo ikut sama Uwa'," jelas Ato.

Ato menambahkan, berbeda dengan korban siswi SD, ketiga korban lainnya seperti terhipnotis dan barang-barang berharga miliknya seperti handphone berhasil dibawa pria bermasker tersebut.

Bahkan, salah seorang korban sampai menyerahkan dompetnya setelah si pria bermasker mengajak hubungan badan dengan melontarkan kata-kata mesum.

“Pelaku yang mengaku sebagai Uwa ini selalu beraksi di jalan raya dengan cara memepet tanpa kontak fisik dan tindakan percobaannya adalah ajakan secara paksa. Sampai muncul sebuah bahasa seperti dia stres. Seperti kata-kata Uwa disuruh ayah untuk memperkosa kamu," tambahnya.

Saat kejadian, keempat korban ini tengah sendirian di sekitar Jalan Raya Rajapolah-Ciawi.

Tiba-tiba pria bermasker berhenti dekat korban dengan motor matik hitamnya sembari berkata-kata mesum dan mencoba menghipnotis.

"Dari ketiga korban selain korban siswi SD ada yang mengaku tak sadar dan menyerahkan barang berharganya. Korbannya ada yang berprofesi PNS, guru dan ibu rumah tangga. Modus dan ciri-cirinya sama," tambahnya.

Namun, saat ini KPAID hanya fokus mendampingi korban siswi SD karena usianya masih di bawah umur.

Pihaknya telah melakukan upaya trauma healing kepada korban yang hingga kini ketakutan setiap bertemu pria asing.

"Saya harap Kepolisian bisa mengungkap dan menangkap pelakunya secepatnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi kelas VI salah satu sekolah dasar asal Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku sebagai korban pelecehan seksual di tepi jalan yang dilakukan seorang pria bermotor matik bermasker dengan ajakan kata-kata jorok.

Korban didampingi orangtuanya beserta KPAID Kabupaten Tasikmalaya melaporkan kejadian itu di ruang SPK Polres Tasikmalaya Kota pada Senin (10/2/2020) siang.

Pelakunya diduga seorang pria yang mengaku sebagai Uwa atau sebutan kakak ayah yang menaiki motor matik dan memakai masker.

Dalam melancarkan aksinya, pelaku ini selalu berkata-kata jorok mengajak berhubungan badan pakai berbahasa Sunda tanpa ada kontak fisik lalu pergi meninggalkan korbannya.

“Kejadiannya saat anak saya mau sekolah agama di Jalan Raya Ciawi, Jumat (7/2/2020) kemarin. Anak saya bilang ke saya saat pulang sekolah agama. Katanya ada yang ngajak gituan. Ngakunya Uwak,” ujar ibu korban berinisial AN (37), kepada wartawan seusai melapor di ruang SPK Polres Tasikmalaya Kota, Senin siang.

Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari Kepolisian setempat karena laporannya baru dilakukan siang tadi.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/10/22494241/kpaid-tasikmalaya-sebut-korban-pria-bermasker-pengajak-hubungan-badan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke