Salin Artikel

Koordinator Sunda Empire Aceh Mengundurkan Diri, Nyatakan Organisasi Bubar

Pengunduran diri Ismail yang juga mewakili seluruh pengurus Sunda Empire Aceh tertuang dalam surat yang dikeluarkan pada 2 Februari 2020 dan ditandatangani di atas materai.

“Dengan ini menyatakan pengunduran diri saya dan seluruh pengutus Sunda Empire Earth Empire Wilayah Area I dibawah koordinasi saya, dan sekaligus pembubaran secara resmi Development committee/ Panitia Pembangunan,” tulis Ismail pada surat yang yang diterima Kompas.com, Jumat (7/2/2020).

Kemunculan video kegiatan Sunda Empire Aceh di sejumlah media cetak dan elektronik pada pertengahan Januari 2020, menjadi alasan pertama yang dituangkan Ismail pada surat tersebut.

Karena menurutnya, setelah video itu viral, keadaan masyarakat menjadi tidak nyaman

Alasan tertarik bergabung

Pada poin kedua, Ismail menjelaskan perihal munculnya Sunda Empire sejak 2004, yakni panitia pembangunan.

Namun ia tidak menyebutkan pembangunan yang dimaksud.

Kemudian pada tahun 2017, organisasi itu focus kepada program kemanusiaan dengan sepuluh bidang, yakni bidang social welfare, health for all, finance, research dan technology, education for all, justice for all, human resources, natural resources, infrastructure dan rescue.

Oleh karena alasan itu, tulis Ismail, pihaknya tertarik bergabung karena beranggapan pembangunan didaerah bukan hanya tugas dari pemerintah semata, melainkan merupakan tanggungjawab moral semua masyarakat.


Berhadapan dengan persoalan hukum

Berikutnya Ismail mengulas persoalan keterlibatan tiga petinggi Sunda Empire dalam kasus hukum, dengan tuduhan membuat keonaran dan berita bohong ditengah masyarakat.

Ia menganggap ketiga orang tersebut belum mendapatkan putusan inkrah dari pengadilan.

Meski demikian Ismail tetap mengajukan pengunduran diri sekaligus membubarkan organisasi tersebut.

Kemudian Ismail mengungkapkan bahwa pengurus Sunda Empire Wilayah Nusantara Area I yang semula bernama Development Commitee tidak pernah melakukan kegiatan di luar perintah pimpinan pusat organisasi tersebut, yakni Nasri Bank, selaku Grand Prime Minister yang berada di Bandung.

“Dan kegiatan kami tidak pernah melanggar hukum negara dan agama, hanya kegiatan sederhana seperti silaturahmi anggota, temu ramah anggota, dan sosialisasi program kemanusiaan kepada anggota, tidak lebih dari itu. Kami juga berkoordinasi dengan pihak keamanan,” ulas Ismail.

Merasa tidak nyaman, dicemooh dan dibully

Sementara video kegiatan Sunda Empire Aceh yang sempat beredar di media sosial membuat Ismail serta pengurusnya tidak nyaman.

Sehingga membuat keluarga syok dan mendapat hukuman moral dari masyarakat berupa hinaan, cacian cemoohan dan bullying.

“Sekali lagi, kami selaku Koordinator beserta jajaran Sunda Empire memohon maaf sebesar-besarnya atas perbuatan kami kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman atas peristiwa ini,” seperti tertulis dalam surat itu, disertai tambahan kalimat terutama kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota, masyarakat Aceh pada umumnya, masyarakat Kabupaten Bener Meriah khususnya.

“Karena kami manusia biasa tidak luput dari dosa dan noda,” sebut Ismail.

Seperti halnya surat pengunduran diri, pada poin terakhir surat itu Ismail menyebutkan bahwa pengunduran surat itu dibuat tanpa unsur paksaan dari pihak mana pun.


Enggan bahas Sunda Empire

Sementara itu ditemui di rumahnya di kawasan Pondok Baru, Bener Meriah, Aceh, Ismail mengaku tidak ingin membahas tentang Sunda Empire, karena sudah dijelaskan dalam surat pengunduran diri yang telah dikirimkannya kepada awak media melalui pesan singkat.

“Saya tidak mau membahasnya lagi, suratnya sudah diterimakan? Itu semua alasan sudah disampaikan,” kata Ismail, Jumat (7/2/2020).

Ia juga kecewa karena para pihak membawa statusnya sebagai PNS dalam keterlibatannya dengan Sunda Empire.

“Tolong supaya tidak membawa label PNS, karena ini adalah persoalan pribadi,” tutupnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/10/12463941/koordinator-sunda-empire-aceh-mengundurkan-diri-nyatakan-organisasi-bubar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke