Salin Artikel

Kisah Haru Pelayan Kesehatan di Pedalaman Aceh Timur, Antar Pasien dengan Getek

Perawat muda ini siaga menunggu pasien yang diangkut dengan perahu kecil, masyarakat lokal menyebutnya getek, di sisi sungai.

Benar saja, satu keluarga dengan sebuah getek berbahan kayu tiba di pinggir sungai. Seorang ibu terbaring di perahu kecil itu.

Ditemani putri dan suaminya, Merun (52), pasien asal Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, itu pun dijaga Ataillah dan dokter Afrizal.

Mereka menghubungi ambulans di puskesmas untuk mendekat ke tepi sungai.

Mereka pun memberikan pertolongan pertama sembari menunggu mobil ambulans datang.

Beri pertolongan pertama di bibir sungai

Dari Desa Rantau Panjang ke Puskesmas di Desa Simpang Jernih, butuh waktu 1,5 hingga 2 jam menaiki getek.

Selama itu pula, masyarakat menggunakan jalur transportasi satu-satunya itu ke layanan kesehatan terdekat.

“Kami selalu sigap di bibir sungai untuk memberi pertolongan pertama. Ini memang jalur transportasi satu-satunya terdekat. Membelah sungai untuk dibawa ke puskesmas,” sebut Ataillah, perawat di Puskesmas Simpang Jernih, kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2020).

Foto menemani pasien yang masih terbaring lemas di perahu itu pun diunggah Ataillah ke laman media sosialnya.

Respons positif muncul dari warganet terhadap kinerja mereka, para petugas medis nun jauh di pedalaman.


Pujian dari warganet

Setidaknya sampai hari ini, 41 komentar positif datang dari warganet. Mereka memuji kegigihan petugas medis. Foto itu pun disukai sebanyak 197 netizen.

Bukan hanya warga Desa Rantau Panjang yang harus menuju puskesmas dengan perahu.

Empat desa lainnya, yaitu Pante Kera, Melidi, Rantau Naro, Tampor Bor, dan Tampoh Paloh, juga menggunakan perahu menuju ke puskesmas.

Bedanya, di Desa Melidi telah dibangun puskesmas pembantu untuk penanganan pasien sementara.

Sedangkan khusus penyakit yang parah terpaksa dirujuk dengan boat ke Puskesmas Simpang Jernih, seterusnya ke rumah sakit pemerintah di Kota Idi, Aceh Timur.

"Pasien yang kemarin itu (Merun) masih bisa ditangani di puskesmas. Keluhannya demam. Setelah dokter mengobservasi, diputuskan ditangani di puskesmas,” katanya.

Daerah pedalaman, akses hanya perahu getek

Ataillah mengakui akses transportasi memang lewat perahu. “Jalur terdekat lewat sungai,” katanya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, sambung Ataillah, petugas medis terus menjalani tugas sepenuh hati. Bahkan, terkadang naik ke perahu memasang infus pasien sampai ke puskesmas.

“Kami kerjakan ikhlas, terpenting bisa melayani sebaik mungkin yang kami bisa,” pungkasnya.

Mereka menjadi garda terdepan untuk melayani kesehatan masyarakat pedalaman.

Mereka membunuh jenuh di pedalaman demi merawat pasien hingga pulih dan tersenyum kembali.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/10/07220151/kisah-haru-pelayan-kesehatan-di-pedalaman-aceh-timur-antar-pasien-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke