Salin Artikel

Kisah Rina, Gadis Tasikmalaya Dikira Meninggal 5 Tahun Lalu dan Ditemukan Hidup di Deli Serdang

Namun tiba-tiba Rina ditemukan di Sumatera Utara dan kini sudah berkumpul dengan keluarganya.

Sebelumnya, Rina tinggal selama 9 bulan di UPT Panti Tuna Susila Tuna Laras, di Brastagi dan mendapatkan pembinaan.  

Dihubungi via telepon, Kepala Seksi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Dinas Sosial Sumatera Utara, Rotua Siregar mengatakan, Rina terjaring Dinas Sosial Deli Serdang karena tidak memiliki identitas dan tidak ada yang menjaminnya.

Kemudian, Rina dikirim ke UPT Dinsos Sumut di Brastagi, yakni Panti Tuna Sosial Tuna Laras di Brastagi. 

"Jadi dibina selama 9 bulan di Brastagi. Bingung diserahkan ke mana, lalu dimasukkan ke Facebook oleh staf UPT, ternyata ada yang mengakui, akhirnya ketemu lah sama keluarganya," katanya, Jumat sore (7/2/2020). 

Kepala Seksi Pengasuhan dan Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial Berastagi Romianto Imanuel Ginting yang sedang berada di Dinas Sosial Sumatera Utara di Medan mengatakan, pihaknya menerima Rina pada sore hari pada bulan Mei 2019.

Saat itu Rina diantar oleh Dinas Sosial Deli Serdang dan Karangtaruna Deli Serdang.

Tidak ada identitas yang melekat pada diri Rina. 

"Kondisinya saat diantar oleh Dinsos Deli Serdang dan seseorang dari Karang Taruna Deli Serdang, jadi dia dikirim karena telantar dan kurang komunikatif," katanya. 

Saat menerima Rina, dia sempat mengatakan, jika menemukan keluarganya agar segera memberi kabar, sehingga bisa berkoordinasi dan bisa dihubungi.

"Tidak ada identitas apa pun. Hanya surat pengantar bahwasannya direhab sementara menunggu keluarganya. Karena kalau telantar nanti di sana bolak-balik, Dinsos khawatir dan terjadi hal-hal tidak diinginkan. Karena mereka kan tidak punya panti sehingga inisiatif membawanya ke Brastagi," ujarnya. 

Sulit dilatih keterampilan

Sementara itu, Kepala Seksi Peng/Rehabilitasi Wanita Tuna Susila, Lilis Simamora mengatakan, Rina diberikan pembinaan agama dan diberi pelatihan, mulai memasak hingga menjahit, selama 9 bulan.

Ia mendapat pelatihan lebih lama 3 bulan dari umumnya orang lain. Namun, pembinaan yang diberikan kepada Rina, kata dia, sepertinya tidak "masuk". 

"Kita tanya nanti berubah-ubah jawabannya. Jadi pun kami bingung. Sampai lama gitu, kami pun kasihan. Ke mana mau dipulangkan. Omongannya pun selalu berubah. Dia kesulitan nangkap pembinaan yang diberikan, tampaknya depresi berat dia," katanya. 

Dijelaskannya, karena sudah begitu lama dalam masa pembinaan dan tidak diketahui keberadaan keluarganya, maka pihaknya berinisiatif mengunggah foto Rina di Facebook dan ternyata membuahkan hasil. 

"Jadi kami punya inisiatif dengan staf, dibantu dimasukkan ke Facebook. Jadi dikomen lah, ada yang menjembatani, mulai dari Karangtaruna, Dinas Sosial, advokat, bahkan sampai wali kota Tasikmalaya, akhirnya ketemu sama orangtuanya," katanya. 

Menurutnya, melalui komunikasi di Facebook itu, akhirnya orangtua Rina melakukan video call.

Di saat itulah orangtua Rina dan juga Rina menangis.

"Makanya syukur kali lah ketemu keluarga. Waktu video call sama bapaknya itu lah, si Rina menangis. Sama-sama menangis lah mereka. 'Iya itu bapakku', kata Rina. Bersyukur kali lah. Banyak yang membantu," katanya.

Dari situ kemudian dilakukan persiapan untuk penyerahan Rina kepada keluarganya setelah koordinasi dengan Dinas Sosial Tasikmalaya.

Tiket pesawatnya pun sudah dibelikan, dan Lilis turut mengantarkan Rina ke Bandara Internasional Kuala Namu untuk diberangkatkan ke Bandara Soekarno Hatta, di Cengkareng. 

"Jadi semalam itu sudah diserahkan kepada Dinsos Tasikmalaya yang kemudian menyerahkannya ke keluarga. Sekarang sudah sama keluarganya lah," katanya. 

Kompas.com mencoba untuk menghubungi perwakilan Dinas Sosial Deli Serdang bernama Nurmala.

Menurut Rotua, Nurmala adalah orang yang mengetahui bagaimana awalnya Rina ditemukan hingga akhirnya dibawa ke panti asuhan di Brastagi.

Namun demikian, nomor kontak yang diberikan oleh Rotua tidak bisa menerima panggilan. 

Diberitakan sebelumnya, Rina Rismayanti (27), diketahui telah hilang lima tahun dan selama ini dianggap meninggal oleh keluarganya.

Sampai akhirnya keluarga kaget karena anaknya berhasil dipulangkan dari Medan.

Nurgana (60), ayah gadis tersebut, mengaku bahwa anaknya sudah hilang sejak tahun 2015.

Rina sendiri setelah 5 tahun menghilang, oleh keluarganya dikira sudah meninggal. Bahkan tahlilan pun digelar.

Nurgana terus mencari anaknya hingga pergi ke Bandung karena sempat ada kabar yang menyebutkan keberadaan anaknya itu di Bandung. 

https://regional.kompas.com/read/2020/02/07/19203401/kisah-rina-gadis-tasikmalaya-dikira-meninggal-5-tahun-lalu-dan-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke