Salin Artikel

Kematian Delis di Drainase Sekolah Bikin Orangtua Siswa Lain Trauma

Mereka sering menyusul ke sekolah jika anaknya terlambat pulang ke rumah.

Selama ini, pihak sekolah selalu mendapatkan laporan para orangtua siswa yang menanyakan keberadaan anaknya setelah bubar belajar.

"Semenjak kejadian itu, banyak sekali para orangtua murid yang menanyakan anaknya kenapa belum pulang ke rumah. Para orangtua seakan parno (paranoid) dan khawatir kepada anak-anaknya. Pernah orangtua balik lagi katanya anaknya sudah ditemukan dan bermain di warnet," jelas Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Nina Nartalina kepada wartawan di kantornya, Selasa (4/2/2020).

Kejadian yang menimpa salah seorang muridnya tersebut, lanjut Nina, memberikan dampak positif dan negatif selama ini ke sekolah.

Beberapa program pun dilaksanakan untuk memberikan pemahaman dan ketenangan saat mengikuti belajar bagi murid-murid lainnya selama ini.

Seperti lebih memberikan pengarahan khusus oleh guru Agama dan guru bimbingan konseling.

"Kalau tahlilan di sekolah dan doa-doa untuk almarhum sudah kita lakukan selama sepekan terakhir. Terus kalau misalkan lagi upacara pun kita selipkan doa untuk almarhum untuk selalu dikenang," tambah Nina.

8 CCTV sekolah dipasang kembali

Sementara itu, Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, mengaku selama ini pihaknya telah memasang kembali 8 CCTV di setiap penjuru sekolah.

Harapannya, kamera pengawas tersebut bisa memantau segala aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

"Kita pasang kembali 8 CCTV di tiap penjuru sekolah. Jadi selain tiap penjuru terpantau, di depan sekolah juga bisa terlihat karena masih lingkungan sekolah," ujar Saefulloh.

Terkait kamera pengawas yang sebelumnya terpasang saat kejadian penemuan mayat siswanya di drainase depan sekolah, lanjut Saefulloh, pihaknya telah menyerahkan ke pihak kepolisian untuk diselidiki.

Pihaknya berharap kasus kematian salah seorang siswanya bisa cepat terungkap dan penyebabnya terkuak.

"Kalau sekolah hanya menyerahkan saja, kita tidak tahu hasilnya seperti apa. Mungkin itu nanti sudah kewenangan kepolisian untuk menjelaskannya," tambah Saefulloh.

Selama ini, pihak sekolah lebih aktif untuk mengawasi aktivitas muridnya.

Jika ada siswa yang ketahuan izin sakit atau tak masuk kelas, pihaknya langsung mengecek ke rumah yang bersangkutan.

"Jadi kita konfirmasi ke rumahnya, betul ada atau tidak anak ini di rumah," katanya.

Kasus ini bermula saat warga Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pramuka dan berkerudung. Di samping jenazah ditemukan tas sekolah berisi identitas serta buku-buku pelajaran milik korban.

Tim Unit Identifikasi atau Inafis Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengevakuasi jenazah yang tersembunyi tersebut dengan cara membongkar tembok beton saluran drainase.

Dalam buku-buku di tas berwarna merah muda dekat mayat tersebut tertera nama korban Delis Sulistina, salah satu siswi kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya.

Mayat korban pun telah dilakukan otopsi oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat dan masih menunggu hasilnya.

Namun, sampai hari ini Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih belum menetapkan tersangka terkait kasus temuan mayat siswi SMP di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/04/15474651/kematian-delis-di-drainase-sekolah-bikin-orangtua-siswa-lain-trauma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke