Salin Artikel

65 Jam Terombang-ambing di Lautan, Nelayan Ditemukan berkat Lambaian Tangan

KOMPAS.com - Etam, nelayan yang dilaporkan hilang oleh keluarganya, akhirnya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat setelah 65 jam terombang-ambing di lautan.

Etam, warga Desa Parit Setia, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, ditemukan nelayan lain yang melihat ia melambaikan tangan di lautan.

Kapolsek Jawai Iptu Ronald Denny Napitupulu membenarkan bahwa mereka telah menemukan seorang nelayan yang dilaporkan hilang beberapa hari yang lalu. Etam, kata Kapolsek, dalam kondisi lemas, tetapi secara umum sehat.

"Sudah ditemukan korban bernama Etam umurnya 52 tahun. Korban kami temukan pada hari Rabu 29 Januari 2020 sekitar jam 08.00 WIB," kata Ronald, Minggu (2/2/2020), seperti ditulis Tribunnews.com.

Etam dinyatakan hilang setelah 31 jam belum kembali. Biasanya, ia melaut tujuh jam saja, mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

Akan tetapi, pada waktu itu, Etam yang berangkat melaut pada hari Senin (27/1/2020) pukul 15.00 WIB belum juga kembali hingga Selasa (28/1/2020) pukul 22.00 WIB, atau lebih kurang 31 jam.

Ronald menjelaskan, penemuan Etam adalah berkat kerja sama antara polsek jajaran dan masyarakat Kecamatan Jawai.

Etam ditemukan pada saat salah seorang nelayan, Wahidi (52), sedang turun ke laut untuk mencari ikan.

Pada saat di kedalaman air 4 depa atau 6 meter, Wahidi melihat korban melambaikan tangan meminta pertolongan.

"Kemudian didatangi oleh Wahidi dan ternyata Etam mengalami kerusakan pada sap perahu (besi kipas)," kata Ronald lagi.

Wahidi lalu menyusul temannya yang bernama Mulyadi, yang sama-sama melaut, untuk memberikan pertolongan dengan cara menarik perahu korban.

Perahu milik Etam ditarik ke arah pantai dan dibawa ke Pantai Ramayadi. Sesampainya di pantai, Etam disuguhkan makanan dan minuman.

Menurut Kapolsek, sebelum Etam ditemukan, berbagai upaya telah dilakukan.

Begitu mendapat informasi ditemukannya Etam, Kapolsek Jawai langsung memerintahkan personelnya untuk mengecek kebenaran dari informasi yang didapat.

Kapolsek juga memerintahkan Etam dijemput dan dibawa pulang serta dipertemukan dengan keluarganya.

Untuk itu, Kapolsek mengimbau agar masyarakat yang bermata pencarian sebagai nelayan agar berhati-hati dan memperhatikan cuaca saat turun ke laut.

"Saya mengimbau, khususnya kepada nelayan sebelum melaut, agar memperhatikan cuaca apakah cuaca pada saat berangkat dan prakiraan saat berada di laut cuaca mendukung kita untuk melakukan aktivitas," katanya.

"Lakukan pengecekan kondisi perahu beserta mesinnya. Jika perahu mengalami kerusakan atau bocor agar terlebih dahulu untuk di perbaiki begitu juga terhadap mesin. Dan persediaan bahan bakar untuk menggerakkan mesin agar dipersiapkan lebih sebagai cadangan," kata Kapolsek lagi.

Ronald juga mengimbau, di daerah yang masih ada jaringan seluler, baterai ponsel disiapkan dalam kondisi penuh dan saldo pulsa jangan sampai nol.

Tujuannya, agar dapat menghubungi rekan-rekan nelayan lainnya yang berdekatan jika mendapat masalah atau mengalami hambatan.

"Sebagai contoh Pak Etam yang biasanya membawa handphone pada saat kejadian handphone-nya tidak dibawa sehingga lama terombang-ambing dibawa ombak," kata Kapolsek.

Tidak lupa ia mengingatkan agar membawa persediaan makanan dan minuman yang cukup. 

"Tidak lupa juga melengkapi diri dengan pelampung dan yang paling penting memanjatkan doa kepada Yang Mahakuasa sebelum dan setelah melaksanakan tugas. Semoga Yang Mahakuasa selalu menyertai kita kapan dan di mana pun kita berada," ujarnya. 

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com:

https://pontianak.tribunnews.com/2020/02/02/65-jam-terombang-ambing-di-laut-warga-jawai-akhirnya-ditemukan

https://regional.kompas.com/read/2020/02/03/09054331/65-jam-terombang-ambing-di-lautan-nelayan-ditemukan-berkat-lambaian-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke