Salin Artikel

Curhat Para Orangtua yang Anaknya Kuliah di China kepada Khofifah, Menangis Tersedu hingga Minta Segera Dievakuasi

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengundang puluhan orangtua mahasiswa asal Jatim yang menempuh pendidikan di China, Rabu (29/1/2020) malam, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur.

Beberapa orangtua yang hadir, diminta Khofifah untuk menyampaikan keinginan dan harapan mereka kepada pemerintah.

Menurut Khofifah, Pemerintah Provinsi Jatim tidak berdiam diri melihat nasib para mahasiswa asal Jatim yang terisolasi di China seiring merebaknya virus corona di negara tersebut.

Salah satu orangtua mahasiswa, Dirhan (48), menangis tersedu saat bercerita kepada kepada Khofifah.

Ayah dari Diany Luciana Aisyah (21) mahasiswi Unesa yang menempuh program beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU), di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah, ingin pemerintah segera melakukan langkah konkret.

Dirhan, warga Kelurahan Patemon, Kecamatan Sawahan, Surabaya, memohon kepada Khofifah agar para mahasiswa di Tiongkok bisa segera dipulangkan.

Sebab, ia mengaku cukup khawatir dengan peredaran virus corona yang terus memakan korban.

Dirhan mengatakan, upaya memulangkan para mahasiswa harus segera dilakukan sebelum para mahaiswa, termasuk putrinya, terserang virus corona.

"Saat saya video call, anak saya mungkin tidak menangis seperti saya, mereka mungkin menahan diri agar saya tegar di sini," curhat Dirhan, kepada Khofifah.

Sebagai orangtua, Dirhan mengaku cukup mencemaskan kondisi kesehatan putrinya.

Karena itu, dia berharap putrinya bersama para mahasiswa lain bisa segera kembali ke Tanah Air.

"Mungkin saya dianggap cengeng, saya tidak peduli. Karena ini yang betul-betul saya rasakan," tutur dia menitikkan air matanya.

Selain itu, ketika nanti putrinya tiba di Indonesia, ia berharap masyarakat di lingkungannya bisa menerima putrinya dengan baik.

Sementara itu, Herman Kusnadi (60), warga Pamekasan, Jawa Timur, juga memohon kepada Khofifah agar kedua anaknya bisa segera dipulangkan dari China.

Kedua anaknya, Ika Putri Laksmi dan Ilham Tri Kusnadi sedang menempuh pendidikan kedokteran di Hubei University, Kota Xianning, Provinsi Hubei, China, terisolasi di apartemen bersama beberapa mahasiswa lainnya yang berasal dari Pamekasan.

Sebab, kata Herman, semenjak mewabahnya virus corona di pusat kota Wuhan, mengakibatkan kota-kota lain di Provinsi Hubei, termasuk kota Xianning, Guanxi, Enshi, dan Xiangyang, juga terkena kebijakan karantina oleh pemerintah China.

"Ibu Gubernur, anak-anak itu tidak sama pola pikirnya dengan kita (orang dewasa), Bu. Kalau kita masih bisa berpikir panjang. Tapi, kalau anak-anak sekarang resah. Karena semua kota yang ada di sana, sudah betul-betul di karantina," ujar dia.

Terlebih, menurut Herman, logistik dan kebutuhan sehari-sehari semakin menipis.

"Anak-anak yang di Xianning itu kemarin sore dapat finansial 280 yuan atau Rp 560.000. Itu untuk biaya selama satu minggu. Itu pun Ibu, anak-anak kesulitan untuk belanja," kata dia.

"Karena hanya ada satu toko yang buka di sana dan jadi rebutan penduduk di sana," lanjut dia.

Ia menginginkan anak-anaknya beserta para mahasiswa Indonesia lainnya, bisa segera dievakuasi ke Tanah Air.

"Oleh sebab itu, kami anak Ibu, Ibu juga sebagai tempat berkeluh kesah kami, mohon kami dibantu. Terutama dalam hal evakuasi," imbuh dia.

Menanggapi hal itu, Khofifah meminta para orangtua mahasiswa, selain mahasiswa Unesa, untuk segera menyerahkan identitas lengkap supaya bisa terdata dan segera dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri.

"Di luar Unesa, saya minta tolong alamat, nomor telepon, email, visa, kuliahnya di mana, apartemennya di mana, supaya koordinasi saya dengan Kemenlu langsung bisa detail," kata Khofifah.

"Kami sama-sama butuh cepat. Kalau ada identitas lengkap saya kira akan lebih cepat," tutur dia.

Harapan dan keinginan para orangtua mahasiswa itu langsung ia sampaikan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Sama seperti keinginan para orangtua, Khofifah menegaskan, pemerintah juga menginginkan para mahasiswa bisa segera dievakuasi sebekum virus mematikan itu menjangkiti para mahasiswa.

Di sisi lain, Khofifah juga mengungkapkan, sebelum ada langkah evaluasi, Menteri Luar Negeri memastikan semua kebutuhan logistik akan dipenuhi.

"Saya barusan dikirimi Menlu pesan, Bapak-Ibu. Kami melakukan ikhtiar dengan Menlu sangat intensif, harapannya logistik tidak kekurangan. Karena beberapa toko tutup, mereka kesulitan mengakses bahan logistik," ucap Khofifah.

Pesan yang ia terima dari Menlu Retno, upaya evakuasi kepada mahasiswa agar kembali ke Tanah Air sudah disiapkan.

Menurut dia, pembahasan mengenai pemulangan mahasiswa ke Indonesia sudah hampir rampung.

Selain itu, usai berkirim pesan dengan Menlu, Khofifah menambahkan jika Menlu telah menyiapkan upaya evakuasi. Pembahasan evakuasi ini juga hampir rampung.

Khofifah juga mengupayakan proses evakuasi para mahasiswa asal Jatim bisa bersama-sama satu rombongan kembali ke tanah air.

Saat ini, kata Khofifah, Pemprov Jatim terus mendata jumlah mahssiswa maupun warga yang terisolasi di China.

"Kami dalam satu koordinasi dengan Kemenlu, saya tidak bisa bilang kapan (dipulangkan). Tapi, Ibu Menlu mengatakan sekarang ini sedang finalisasi evakuasi. Menghitung pesawatnya dan seterusnya," kata Khofifah.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/30/06153181/curhat-para-orangtua-yang-anaknya-kuliah-di-china-kepada-khofifah-menangis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke