Salin Artikel

Perjalanan Arya Permana Selama 4 Tahun Turunkan Berat Badan 109 Kilogram

Dilansir dari BBC Indonesia, Rokayah bercerita, anak keduanya yang bernama Arya Permana lahir normal seperti bayi pada umumnya, pada 15 Februari 2006.

Namun, saat usia lima tahun, Arya mulai suka makan. Saat usianya delapan tahun, berat badan Arya bertambah dengan drastis.

Berat badan Arya mencapai 192 kilogram hingga ia tidak bisa pergi ke sekolah yang jaraknya hanya 30 meter dari rumahnya. Arya mengaku sesak napas jika berjalan.

Akhirnya Arya menghabiskan sepanjang waktu di rumah.

Rokayah menceritakan, berat badan anaknya bertambah karena asupan makanan yang berlebihan.

"Kalau dulu makannya banyak, dua piring, sampai lima kali makan sehari," kata Rokayah, Juli 2016 lalu.

"Mi dua mangkok, bakso dua mangkok, beli bubur dua mangkok. Tidak ada yang semangkok, dia mah kalau makan.... Kalau enggak dibuatkan dia marah, nangis-nangis, ibu enggak tega dia marah."

Rokayah mengaku sering menangis saat Arya bertanya apakah ia bisa jalan kaki lagi ke sekolah.

"Saya sedih anak bilang gitu, suka nangis kalau (dia) bicara gitu, enggak bicara begitu juga ibu suka nangis."

Walaupun tak bisa pergi ke sekolah, guru Arya di SD Cipurwasari datang tiga minggu sekali untuk mengajari Arya di rumah.

"Sebenarnya Arya itu prestasinya bagus, dari kelas 1 sampai kelas 2 SD dia peringkat satu terus. Makanya, kita inisiatif guru yang datang ke sini," kata kepala sekolah, Mustopa.

Setelah sebulan diet dan ikut puasa, berat badan Arya turun dari 192 kilogram menjadi 188 kilogram.

"Pola makan diubah. Makan tidak boleh di atas jam 6 sore, terus kurangi makan mi instan, air dingin. Mudah-mudahan setahun bisa turun 20 sampai 30 kilogram," kata Bubun Bunyamin, dokter puskesmas yang rutin mengecek kesehatannya setiap pekan.

Pada April 2017, Arya menjalani operasi penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera. Lambung disisakan 50 persen dari ukuran semula sehingga Arya gampang kenyang.

Saat menjalani diet, Arya mengurangi porsi makan dan minuman manis. Sebelumnya dia bisa menghabiskan 20 gelas minuman buah sehari semalam.

Selain itu, Arya mengurangi porsi makan. Dalam makan tiga kali sehari, Arya sudah kenyang hanya dengan empat sampai lima suap. Dia juga mengonsumsi susu protein sesuai arahan dokter.

Padahal, dulu Arya kerap makan tiga sampai empat bungkus mi instan dalam sehari atau menyantap tiga sampai empat porsi orang dewasa.

Pada Juli 2018, bobot Arya Permana turun hingga 91 kilogram menjadi 101 kilogram.

Ia juga harus menjalani operasi di RSHS untuk menghilangkan gelambir di tubuhnya setelah berat badannya turun drastis.

Saat itu Ade Rai menemui Arya di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan berpesan agar singgah ke ruang olahraganya jika main ke daerah Bandung.

Selepas dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Arya pun mencoba datang untuk berolahraga. Ia mengaku dituntun oleh Ade Rai menggunakan sejumlah alat kebugaran.

"(Pertama-tama) diajarin yang ringan-ringan. Angkat kabel, push up di tembok," ucap Arya.

Arya mengaku menjalani tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun. Ia hanya mengingat pesan Ade Rai yang ada di benaknya.

"Kata Om Ade, kalau olahraga jangan dijadikan paksaan," ungkapnya.

Selama diet, ia mengurangi konsumsi makanan yang mengandung minyak dan gula. Ia juga mengaku sama sekali tidak mengonsumsi obat-obatan diet atau apa pun, bahkan puasa makan.

Selain basket, Arya juga menyukai olahraga sepak bola dan renang.

Rokayah pun bersyukur dengan kondisi putranya saat ini semakin membaik.

"Alhamdulillah dari dulu kesulitan jalan dan mengeluh sesak, sekarang sehat bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.

Rokayah mengatakan, rencananya Arya akan menjalani operasi kembali untuk menghilangkan lemak (gelambir) di dada.

Hanya saja, ia belum mengetahui kapan waktunya.

"Nunggu kesiapan anaknya dan kabar dari dokter yang menangani," kata Rokayah.

Sementara itu, Ade Rai, binaragawan yang membantu Arya, mengatakan, kondisi Arya yang membaik karena pola perilaku Arya yang berubah, keluarga, dan dukungan medis.

"Saya sekadar memotivasi saja sebagai bagian dari orang-orang yang peduli akan perilaku sehat. Terutama bicara dalam ikut berkontribusi mengurangi angka kelebihan berat badan yang selama ini menjadi kontributor penyakit kronis dan prematur kematian," kata Ade Rai.

Cerita Arya, menurut Ade, adalah pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar anak-anak Indonesia memiliki keluarga yang mampu memengaruhi secara positif.

"Berat badan Arya turun hampir 110 kg. Itu sangat menakjubkan," kata Ade Rai saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).

Ade Rai menyebutkan, dirinya hanya berperan sebagai support system untuk Arya.

"Sebenarnya saya dan keluarga Arya itu support system. Kita bersama-sama mendukung Arya supaya ia mempunyai pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan, Baharudin Al Farisi, Gading Perkasa | Editor : Caroline Damanik, Dian Maharani, Aprillia Ika, Lusia Kus Anna)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/25/12440061/perjalanan-arya-permana-selama-4-tahun-turunkan-berat-badan-109-kilogram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke