Salin Artikel

Agar Tetap Bernilai, Warga Diminta Jaga Keaslian Bunker Peninggalan Belanda di Klaten

Anggota tim BPCB Jateng yang juga Kepala Unit Candi Sewu, Deny Wahju Hidayat mengatakan, dari pengamatan, struktur bangunan kolonial itu diperkirakan beridir sama dengan Pabrik Gula Cokro.

Dilihat dari jenis batu bata dan bligonnya, terowongan digunakan sebagai tempat pembuangan sisa produksi Pabrik Gula itu dibangun sekitar tahun 1.800.

"Saran kami supaya masyarakat tetap ikut menjaga kelestariannya. Kami siap memberikan konseling terkait dengan cara konservasinya," kata Deny, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/1/2020).

Deni menyayangkan adanya pembukaan pintu baru pada terowongan tersebut di salah satu rumah milik warga.

Seharusnya, sebelum membuat lubang baru tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada BPCB.

Deni berharap jangan sampai ada lubang baru lagi di saluran terowongan.

Karena jika sampai ada banyak lubang justru dapat merusak keaslian bangunan terowongan.

Jika bangunan tersebut rusak, maka terowongan tidak memiliki daya tarik lagi bagi wisatawan atau pengunjung.

"Kami ingin terowongan itu tetap asli tapi terawat. Kami menyediakan tempat berkonsultasi dan kami memiliki tenaga ahli konservasi batu bata," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, bunker setinggi 2 meter dan lebar 1,9 meter ditemukan warga di sekitar bekas Pabrik Gula Cokro atau De Suiker Febriek Tjokro Toelong, Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Bangunan peninggalan Belanda yang dibuat sekitar abad ke-18 itu memiliki panjang sekitar 900 meter.

Menurut tokoh masyarakat setempat, Danang Heri Subiantoro, bunker itu sudah ada sejak lama dan diketahui oleh warga setempat.

Hanya saja warga tidak ada yang berani masuk ke dalamnya.

Setelah melalui pembahasan panjang dan keinginan untuk menjadikan terowongan itu sebagai objek wisata, warga mulai memberanikan masuk ke bunker pada 1 Desember 2019.

Danang menjelaskan, di dalam bunker tersebut berisi endapan lumpur.

Sehingga untuk bisa masuk ke dalam bunker warga harus berjalan dengan cara merangkak atau merunduk.

"Lumpur yang berada di bunker kita bersihkan dengan cara gotong royong bersama warga. Ada sekitar 10 truk lumpur yang kita keluarkan dari dalam bunker," kata Danang, Rabu (22/1/2020).

https://regional.kompas.com/read/2020/01/22/21405381/agar-tetap-bernilai-warga-diminta-jaga-keaslian-bunker-peninggalan-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke