Salin Artikel

Kisah Lengkap Pasutri Bayar Persalinan Rp 500.000 dengan Uang Koin, Bongkar Celengan Selama 9 Bulan

Saat membayar ke kasir puskesmas, Riska sempat waswas karena ia membayar dengan uang koin pecahan Rp 500 dan Rp 1.000 yang ia bungkus kresek putih sebanyak Rp 500.000.

Uang tersebut adalah hasil tabungan Riska selama 9 bulan. Ia mengumpulkan recehan dari sisa belanja dapur untuk biaya lahiran.

Koin tersebut ia kumpulkan di celengan yang dibuka menjelang kelahiran.

"Waktu itu harus bayar Rp 1.450.000, namun kami hanya punya uang sejuta, itu pun hasil kukumpul (mengumpulkan). Jadinya, terpaksa bongkar celengan," kata Riska kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Riska mengatakan bahwa gaji suaminya per bulan Rp 900.000. Jika ia tidak menabung, maka mereka akan kesulitan untuk biaya lahiran.

Selama 9 bulan menabung, Riska berhasil mengumpulkan Rp 800.000 dalam bentuk koin Rp 500 dan Rp 1.000.

"Namun, yang pecahan Rp 500 yang jumlahnya Rp 300.000 terpakai untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau biaya ke puskesmasnya sendiri Rp 1.450.000," ucap Riska.

Ia dan suami berencana menukarkan uang koin tersebut saat perjalanan ke puskesmas.

Namun, karena kondisinya tak memungkinkan, koin senilai Rp 500.000 di dalam kresek putih langsung diserahkan ke kasir puskesmas.

"Niatnya, uang itu mau ditukarkan dulu. Tapi, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas. Alhamdulilah, mereka mau menerimanya," ujar dia.

Ia mengaku kaget saat pegawainya bercerita uang koin tersebut adalah biaya persalinan yang dibayar oleh pasangan Riska dan Yanto.

"Saya tanya ke pegawai, ini apa? Katanya uang dari pasien. Sontak saya kaget, karena baru pertama kali ada yang bayar pakai uang recehan," kata Yudi.

Yudi pun kemudian memutuskan memanggil Yanto dan Riska yang sudah pulang dari puskesmas. Pasangan suami istri tersebut kemudian datang kembali ke puskesmas pada Senin (12/1/2020).

"Karena besoknya hari Minggu (libur), jadi mereka datang ke puskesmasnya hari Senin. Setelah saya mendengar cerita dari mereka, saya benar-benar terharu, bangga, dan kagum," kaya Yudi.

Kepada Yudi, Riska dan Yanti bercerita akan membayar biaya persalinan utuh dan tidak minta dibebaskan kendati perekonomian mereka kurang.

"Tidak ada motif apa pun atas kejadian ini. Saya hanya mengikuti apa kata hati saya saja, tidak lebih," ucapnya.

Belakangan, Yudi juga menyambangi rumah Yanto dan Riska untuk menyerahkan uang Rp 1 juta yang sempat dibayarkan untuk biaya persalinan.

"Jadi, semua biaya persalinannya, kita kembalikan lagi semuanya," kata Yudi, Senin (20/1/2020).

“Kita kembalikan semua uangnya ini bukan karena kasus ini jadi ramai seperti sekarang ini. Namun, memang sudah direncanakan sebelumnya,” katanya.

Selain itu, pihak puskesmas juga telah memasukkan pasangan suami istri Yanto dan Riska ke program Jampersal (Jaminan Persalinan).

Mereka berdua juga sedang diusulkan untuk menjadi peserta BPJS yang dibiayai oleh pemerintah.

Hal senada juga disampaikan oleh Dida, koordinator bidan Puskesmas Cilaku. Menurut dia, Riska tetap mau membayar penuh biaya persalinan dan tidak mau digratiskan.

"Kita tanya, ternyata mereka dari keluarga kurang mampu. Salutnya kita, mereka tidak mau disebut miskin, tetap ingin bayar penuh, tak mau digratiskan," ucapnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/21/12590041/kisah-lengkap-pasutri-bayar-persalinan-rp-500000-dengan-uang-koin-bongkar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke