Salin Artikel

Ini Sosok di Balik Heboh Pasutri di Cianjur Bayar Persalinan Pakai Uang Koin

Uang recehan sebanyak Rp 500.000 itu sedianya untuk menambah kekurangan yang harus dibayarkan kepada pihak puskesmas sebesar Rp 1.450.000.

Namun, di balik riuhnya kejadian ini, ada peran Kepala Puskesmas Cilaku, Yudiansyah Sutawijaya.

Betapa tidak, keputusannya mengembalikan uang receh milik pasutri itu menjadi awal cerita mengharukan nan inspiratif ini bergulir.

Dihubungi Kompas.com via telepon, Senin (20/1/2020) petang, Yudi menuturkan alasan dirinya mengembalikan uang koin tersebut.

Uang koin dalam sekantung kresek

Dia mengatakan, saat itu dirinya melihat sekantung kresek berwarna putih yang teronggok di atas meja kasir.

"Saya tanya ke pegawai, ini apa? Katanya uang dari pasien. Sontak saya kaget, karena baru pertama kali ada yang bayar pakai uang recehan," kata Yudi.

Yudi lantas memanggil pegawai termasuk bidan yang menangani persalinan guna menghimpun informasi lebih jauh terkait sesuatu yang tak biasa itu.

Selanjutnya, ia memutuskan memanggil Yanto dan Riska keesokan harinya untuk mendengar langsung alasan di balik mereka membayar pakai uang koin.

"Karena besoknya hari Minggu (libur), jadi mereka datang ke puskesmasnya hari Senin. Setelah saya mendengar cerita dari mereka, saya benar-benar terharu, bangga, dan kagum. Dari situlah kemudian saya memutuskan untuk mengembalikan lagi uang mereka sebagai bentuk apresiasi," ucapnya.

Kagum dengan tekad Riska dan Yanto

Dirinya kagum, dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, pasangan tersebut mampu mempersiapkan proses persalinan dengan matang.

“Kendati ekonominya kurang, mereka tetap berusaha membayar penuh, tanpa minta keringanan, apalagi minta dibebaskan (biaya persalinan)," ujar dia.

Yudi tak menyangka, kebijakannya itu menjadi awal kehebohan kasus ini yang mendapat perhatian publik, termasuk media.

"Tidak ada motif apa pun atas kejadian ini. Saya hanya mengikuti apa kata hati saya saja, tidak lebih," ucapnya.

Belakangan, Yudi menyambangi rumah Yanto dan Riska untuk menyerahkan uang Rp 1 juta.

Uang sebesar itu merupakan biaya persalinan yang telah dibayarkan pasutri tersebut kepada pihak puskesmas.

"Jadi, semua biaya persalinannya, kita kembalikan lagi semuanya," kata Yudi.

Kembalikan uang koin Riska dan Yanto

Selain itu, pihaknya memasukkan pasangan Yanto dan Riska ke dalam program Jampersal (Jaminan Persalinan), dan sedang diusulkan untuk menjadi peserta BPJS yang didanai pemerintah.

“Kita kembalikan semua uangnya ini bukan karena kasus ini jadi ramai seperti sekarang ini. Namun, memang sudah direncanakan sebelumnya,” katanya.

“Hanya saja, karena ada keterkaitan dengan administratif, jadi kemarin itu kita kasihkan dulu yang uang koinnya. Setelah semua pengadministrasian beres, akan diserahkan sisanya, dan hari ini baru bisa kita realisasikan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pasutri asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Yanto (30) dan Riska (27), membayar biaya persalinan anak mereka dengan uang koin pecahan Rp 1.000.

Menabung 9 bulan

Uang recehan sebanyak Rp 500.000 itu merupakan hasil menabung selama sembilan bulan di celengan, yang sedianya untuk menambah kekurangan yang harus dibayarkan kepada pihak puskesmas, sebesar Rp 1.450.000.

Riska melahirkan anak pertamanya itu, Jumat (10/1/2020) di Puskesmas Cilaku, Cianjur. 

Awalnya, pasangan ini merasa waswas caranya membayar dengan uang receh itu akan ditolak pihak puskesmas. 

Namun, saat mengetahui alasan pasangan ini, pihak puskesmas justru memberikan apresiasi.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/21/10251131/ini-sosok-di-balik-heboh-pasutri-di-cianjur-bayar-persalinan-pakai-uang-koin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke