Salin Artikel

Fakta Raja Keraton Agung Sejagat, Buka Angkringan, Shooting Film Era Kerajaan, dan Dikukuhkan di Dieng

Selain itu, diduga Toto telah melakukan penipuan terhadap warga dengan menyampaikan berita-berita bohong terkait sejarah kerajaan tersebut.

"Kami akan mendalami berapa banyak korban yang sudah mengumpulkan iuran dan motif lain yang akan kami ungkap," ujar Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelda Daniel saat pengungkapan kasus di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Sutisna menjelaskan, dari hasil penelusuran, polisi menemukan semua dokumen identitas yang dibuat di Keraton Agung Sejagat adalah palsu.

"Semua dokumen palsu dibuat sendiri, dicetak sendiri. Yang menentukan raja dan ratu juga dari mereka sendiri. Atribut seragam dirancang sendiri oleh permaisuri," kata Iskandar di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).

Buka angkringan sejak 2018

Toto Santoso, sang raja Keraton Agung Sejagat, ternyata membuka angkringan di rumah kontrakannya di Sleman sejak tahun 2018.

Sehari-hari dia tinggal di kontrakan tersebut bersama keluarganya.

Lokasi angkringan berada di dalam halaman tepat di sebelah selatan rumah utama. Bahkan saat Toto ditangkap, angkringan tersebut masih buka.

Pada tahun 2018, Toto bercerita ke perangkat desa mendirikan angkringan di kontrakan bersama komunitasnya.

"Pak Toto kita panggil ke sini (kantor desa), kita minta penjelasan sebenarnya tempat itu mau digunakan untuk apa. Beliau menjawab akan mengembangkan semacam usaha angkringan," ucap Sekretaris Desa Sidoluhur Fajar Nugroho, Rabu (15/1/2020).

Saat shooting dilakukan, angkringan di halaman rumah sudah di-setting era kerajaan.

Karena curiga, pihak perangkat desa mendatangi dan menanyakan kegiatan yang dilakukan oleh Toto saat itu.

Namun, yang menjawab adalah Fanni Aminadia yang disebut sebagai istri Toto yang juga menjadi Ratu Keraton Agung Sejagat dengan sebutan Dyah Gitarja.

"Bu Fanni ini sangat canggih berkata-kata, waktu itu trennya YouTube. Mereka mengatakan ingin menjadi YouTuber," kata Kasi Pemerintahan Desa Sidoluhur Adi Arya Pradana.

Bukan suami istri, hanya teman dekat

Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelda Daniel mengatakan bahwa status Fanni Aminadia (41) sebagai istri yang berperan sebagai Permaisuri Ratu Dyah Gitarja di Keraton Agung Sejagat ternyata palsu.

Rycko menyebut Toto dan Fanni bukan suami istri, tetapi hanya teman dekat.

Menurut Rycko, nama panggilan Dyah Gitarja dibuat saat Toto Santoso berperan sebagai raja Keraton Agung Sejagat yang namanya menjadi Toto Santoso Hadiningrat.

Sementara itu, Fanni Aminadia (41) berperan sebagai Permaisuri Ratu Dyah Gitarja.

Kasus raja dan ratu Keraton Agung Sejagat, menurut Rycko, adalah fenomena sosial yang mengganggu ketertiban masyarakat di sekitar desa di sana.

"Mulai sore kemarin, kami sudah meningkatkan tahap menjadi penyidikan," ujar Rycko.

Hal tersebut telah diceritakan oleh Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Objek Wisata Dieng Aryadi Darwanto.

"Pasti, karena namanya sama Pak Toto itu, ratunya juga sama, ada namanya. Waktu itu sebelum prosesi mereka juga sempat bermalam di rumah tetua adat sini, dia dikasih pakaian kebesaran, masih disimpan sepertinya, karena ada rumbai-rumbai di belakang jadi enggak mau pakai," kata Aryadi.

Prosesi pengukuhan raja dan doa bersama memperingati 1.000 tahun Raja Sanjaya dilakukan sekitar pukul 22.00 WIB. Aryadi mengingat saat itu sudah turun es karena dia memutuskan pulang karena kedinginan.

Kala itu ada 100 orang yang mengawali ritual di sumber mata air Bimalukar.

Dengan menggunakan kostum kerajaan dan iringan drumband, mereka berjalan kaki ke kompleks Candi Arjuna.

Saat ritual itu dilakukan, ada beberapa aparat kepolisian dari Polda Jateng ikut mengamankan.

"Kirab dimulai maghrib, sampai candi hampir pukul 20.00 WIB, jalan kaki dua jam, jaraknya hanya sekitar satu kilometer, tapi kan gerakannya satu langkah berhenti, berjalan berhenti. Musiknya seperti di Keraton Yogyakarta," tutur Aryadi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia, Wijaya Kusuma, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: David Oliver Purba, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/16/05450051/fakta-raja-keraton-agung-sejagat-buka-angkringan-shooting-film-era-kerajaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke