Salin Artikel

Cerita Warga Saat Ketakutan Melihat Pusaran Angin Merusak Bangunan di Pamekasan

Dua desa tersebut masing-masing Desa Lancar dan Desa Montok, Kecamatan Larangan.

Di Desa Lancar, ada 10 bangunan yang rusak.

Sedangkan, di Desa Motok hanya 3 bangunan yang mengalami kerusakan.

Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan Budi Cahyono mengatakan, bangunan yang paling banyak mengalami kerusakan di antaranya rumah penduduk dan beberapa tempat usaha.

Beberapa yang juga terdampak angin puting beliung adalah bangunan pasar desa dan pertokoan.

"Satu rumah di Desa Lancar paling parah kerusakannya, karena tembok rumah dan pagar sampai roboh. Atapnya juga terbawa angin," ujar Budi Cahyono saat dihubungi.

Budi menambahkan, Pasar Desa Lancar serta satu bangunan selip kayu juga ambruk.

Sisanya, rumah-rumah warga ada yang gentengnya lepas dan atap asbesnya terhempas angin.

Menurut Budi, hingga Jumat malam, belum ada laporan korban jiwa.

Meski demikian, kemungkinan jumlah bangunan yang rusak akan bertambah.

"Kami belum bisa memberikan data tambahan, karena waktunya sudah malam, lampu sudah banyak yang padam. Besok sudah bisa diketahui jumlah keseluruhan yang mengalami kerusakan," kata Budi Cahyono.


Kesaksian warga

Supriyadi, salah satu warga Desa Lancar menjelaskan, angin puting beliung diawali dengan hujan rintik-rintik dan angin kencang.

Namun, secara tiba-tiba, angin kencang berputar-putar membuat pusaran dan memasuki halaman rumah warga bernama Mohammad Hazin.

Di rumah itu, angin puting beliung terus berputar hingga tujuh detik, sampai menghempaskan beberapa atap rumah dan merobohkan tembok rumahnya.

"Setelah dari rumah Hazin, angin terus ke selatan, kemudian begerak ke arah barat merusak beberapa bangunan, termasuk toko dan pasar desa," ujar Supriyadi.

Menurut Supriyadi, kejadian puting beliung tersebut berlangsung sekitar 5 menit.

Pusaran angin berhenti hingga di perbatasan desa, antara Desa Lancar dengan Desa Montok.

"Menakutkan kalau melihat anginnya, karena banyak benda-benda yang dibawa terbang. Warga sampai teriak-teriak takbir, ada yang azan dan baca doa lainnya," ujar Supriyadi.

Setelah kejadian tersebut, hujan deras terjadi selama lebih kurang 30 menit.

Puluhan warga kemudian berduyun-duyun mendatangi dan memeriksa beberapa bangunan yang rusak.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/10/23013521/cerita-warga-saat-ketakutan-melihat-pusaran-angin-merusak-bangunan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke