Salin Artikel

5 Fakta 3 Mahasiswa Unsika Tewas Terjebak di Goa Lele, Terjadi Saat Hujan Deras hingga Diduga Kehabisan Oksigen

KOMPAS.com - Tiga mahasiswa Universitas Singaperbangsa (Unsika) meninggal dunia setelah terjebak di Goa Lele, Kampung Tanah Bereum, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Senin (23/12/2019).

Ketiganya yakni Erisa Rifana (20), Alief Rindu Araffa (19) dan Ainan Fatimatuzahro (19).

Erisa Rifana dan Alief Rindu merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan Unsika yang berasal dari Bogor.

Sedangkan Ainan merupakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan yang berasal dari Banjarnegara, ketiganya divekuasi Tim SAR Gabungan di waktu yang berbeda.

Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, tiga mahasiswa Unsika meninggal diduga karena kehabisan oksigen saat terjebak di Goa Lele.

Sementara itu, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, Kerja sama, dan Hubungan Masyarakat Unsika Dida Herwanda Barnas mengaku belum menerima permohonan izin dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapalaska Unsika baik secara lisan dan tertulis perihal kegiatan tersebut.

Atas kejadian tersebut, pihaknya tengah mempertimbangkan sanksi kepada UKM Mapalaska terkait insiden Goa Lele yang menewaskan tiga mahasiswa.

Berikut ini fakta selengkapnya:

Ketua Adat Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unsika Karawang Wido Arya Ritaldi mengatakan, kejadian bermula saat 15 mahasiswa melakukan caving atau susur gua.

Rombongan tersebut terdiri dari 9 mahasiswa Unsika dan 6 mahasiswa Polibisnis Purwakarta.

Dijelaskannya, Mapalaska mendapat permintaan dari mahasiswa Polibisnis Purwakarta untuk sharing soal susur gua.

Saat tiba di Goa Lele pada Minggu (22/12/2019) siang, tim dipecah.

Sebanyak 6 orang standby di camp yang terletak 20 meter dari gua, 3 orang berjaga di luar gua, 3 orang berjaga di bawah mulut gua. Sementara yang turun ada 5 orang.

"Jadi total ada delapan orang yang masuk ke gua. Tiga orang berjaga dekat mulut gua, lima orang turun ke bawah," jelasnya.

Sebelum masuk ke gua, tim melakukan berbagai kesiapan baik fisik dan perlengkapan. Tim juga sempat memantau cuaca. Saat itu, cuaca sedang cerah sehingga tim memutuskan masuk goa.

Setelah berdoa, sekira pukul 14.00 WIB, delapan orang lengkap dengan peralatan caving mulai turun ke gua.

Widodo mengatakan, ketiga mahasiswa yang tewas tersebut terjebak saat hujan deras turun sekitar pukul 14.30 WIB.

Bahkan ia pun tak menyangka hujan akan turun, karena sebelum kejadian cuaca sedang cerah sehingga tim memutuskan untuk masuk ke goa.

Lanjutnya, begitu hujan turun, tiga orang yang bertugas di mulut gua sempat memberikan informasi kepada tim yang bertugas di dekat mulut gua.

Tiga orang yang berjaga kemudian meneruskan informasi perubahan cuaca tersebut kepada lima orang yang sedang eksplor di dalam.

Kemudian lima orang tersebut mencoba bergerak dengan cepat. Namun, saat kedalaman 30 meter di bawah tanah, air tiba- tiba masuk ke dalam gua.

Saat itu, air tiba- tiba muncul dari semua celah dan lubang gua. Mereka pun terhadang banjir bandang yang muncul dari segala arah.

"Sekitar 30 menit setelah banjir mulai surut, baru korban ditemukan sama rekan-rekan yang selamat," ujarnya.

Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, tiga mahasiswa yakni Erisa Rifan, Alief Rindu, dan Ainan Fatimatuzahro meninggal diduga karena kehabisan oksigen saat terjebak di Goa Lele.

Sambungnya, ketiga korban panik ketika terjebak dalam gua.

"Korban panik pada saat air di dalam goa dan kehabisan oksigen. Dan cukup lama juga terjebak di dalam gua sampai berhasil dievakuasi nya," kata Deden, melalui pesan singkat, Senin.

"Ketiganya meninggal dunia," sambungya.

Deden mengatakan, untuk melakukan evakuasi terhadap mahasiswa Unsika yang terjebak di dalam Goa Lele, pihaknya pun memerlukan peralatan khusus.

"Info dari unsur yang berada di lapangan kesulitan evakuasi karena kondisi medan sangat sempit," kata Deden.

"Dan jarak dari mulut goa hingga mencapai korban membutuhkan waktu kurang lebih satu jam." sambungnya.

Pukul 21.20 WIB Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung dikerahkan menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan antara lain yakni 1 unit rescue truck, 1 set peralatan HART (High Angle Rescue Technique), 1 set peralatan alkom, dan 1 set peralatan medis.

Sementara itu, Kapolsek Pangkalan AKP Eka Asmayani mengatakan, sulitnya medan Goa Lele yang sulit membuat evakuasi memakan waktu lama. 

Proses evakuasi dilakukan sejak Minggu (22/12/2019) pukul 19.00 WIB hingga Senin (23/12/2019) sekitar pukul 06.00 WIB, atau hampir 24 jam.

Menurut Eka, dari delapan mahasiswa Unsika yang terjebak, tiga meninggal setelah sebelumnya sempat pingsan.

"Evakuasi harus melalui jalur reli," kata Eka.

Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, Kerja sama, dan Hubungan Masyarakat Unsika Dida Herwanda Barnas mengatakan, pihaknya belum menerima permohonan izin dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapalaska Unsika baik secara lisan dan tertulis perihal kegiatan tersebut.

"Kami belum mengeluarkan izin," katanya, di area Gedung Forensik Polres Karawang, Senin.

Sambungnya, pihaknya secepatnya akan memanggil Pembina Mapalaska Unsika.

Selain itu, pihaknya juga tengah mempertimbangkan sanksi kepada UKM Mapalaska terkait insiden Goa Lele yang menewaskan tiga mahasiswa.

"Kami punya tim kode etik. Untuk mahasiswa, dosen, dan staf, ada kode etiknya. Tapi tentunya akan kami evaluasi," tambahnya.

Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan, Agie Permadi | David Oliver Purba, Aprilia Ika, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/24/06050061/5-fakta-3-mahasiswa-unsika-tewas-terjebak-di-goa-lele-terjadi-saat-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke