Salin Artikel

4 Fakta Anjing Rabies Gigit Warga dan WNA di Bali

KOMPAS.com- Anjing rabies menggigit tujuh penduduk dan tiga Warga Negara Asing (WNA) di Desa Songan, Kintamani, Bali, Sabtu (14/12/2019).

Mereka digigit oleh anjing rabies di sejumlah lokasi berbeda di Kintamani.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli Ni Nyoman Sri Rahayu mengatakan, pihak Balai Besar Veteriner (BBVET) Denpasar mengambil sampel otak anjing yang menggigit warga.

"Hasilnya positif rabies dari BBVET," katanya. Berikut empat fakta anjing rabies menggigit warga di Bali:

Tiga anjing rabies menyerang dan menggigit sepuluh orang di Kintamani, Bali, Sabtu (14/12/2019).

Sepuluh orang tersebut terdiri dari tujuh penduduk setempat dan tiga Warga Negara Asing (WNA).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli I Nengah Nadi mengatakan, dua dari WNA itu berasal dari Jerman.

Mereka adalah Michel Ward (26) dan Jennifer Geaser (34). Keduanya digigit saat hendak mendaki di kawasan pendakian Gunung Batur.

Seorang WNA lainnya berasal dari Singapura, Ngai Hui Min (26). Ia diserang usai turun dari Gunung Batur.

Sedangkan korban gigitan anjing dari warga setempat yakni Nyoman Peni (34), Nyoman Karunia (40), Suarada (49), Wayan Darmadi (44), Ni Wayan Damir (51), dan Putu Edi Arista (19) dan Jro Gunawan yang merupakan pemandu wisata.

Menindaklanjuti peristiwa itu, anjing-anjing yang menggigit warga dieliminasi.

Dinas terkait juga mengambil hasil sampel otak anjing.

Sampel tersebut diperiksa oleh Balai Besar Veteriner (BBVET) Denpasar.

Hasilnya, anjing-anjing tersebut positif terjangkit rabies. 

"Kita baru terima informasi. Hasilnya, positif rabies dari BBVET," katanya.

Menurut I Nengah Nadi, Michel Ward digigit pada bagian kaki, Jennifer digigit pada lutut kaki kanan dan pergelangan kaki kiri.

Sedangkan Ngai Hui Min digigit pada betis kanan.

Sepuluh penduduk setempat digigit pada bagian tubuh yang berbeda-beda.

Sepuluh korban gigitan anjing rabies telah mendapatkan penanganan medis.

Penanganan meliputi cuci luka, perawatan luka dan pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies).

Mereka juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan lanjutan hingga sembuh.

Merujuk data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bagli, populasi anjing di Bangli mencapai 59.346 ekor.

Dari jumlah itu, 25 persen anjing dikandangkan oleh pemiliknya. Sementara sisanya dilepasliarkan.

Hal ini membuat dinas terkait kesulitan menangani anjing-anjing tersebut.

Berdasarkan data yang sama, vaksinasi anjing di Bangli sudah dilakukan rutin setiap tahun dengan cakupan mencapai 80,66 persen.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa).

https://regional.kompas.com/read/2019/12/17/18450031/-4-fakta-anjing-rabies-gigit-warga-dan-wna-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke