Salin Artikel

Ciri-ciri Ular Berbisa dan Cara Pengobatannya Jika Tubuh Tergigit

Menurut Ganjar, musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi. Kobra biasanya menyimpan telur di sarangnya.

“Biasanya sarang bekas tikus atau di tempat-tempat lembab, tumpukan sampah, dan dia simpan telornya lalu ketika awal musim hujan akan menetas,” ujar Ganjar dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Ganjar mengatakan, jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya atau sebagai area ular mencari makan.

Seperti diketahui, salah satu makanan bagi ular adalah tikus, dan tikus biasanya banyak di rumah-rumah.

“Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya, karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan sendiri," ujarnya.

Ciri-ciri ular berbisa

Ganjar mengungkapkan, ular berbisa, dikelompokkan pada dua famili yaitu Elapidae dan Viperidae.

Ular yang termasuk Elapidae contohnya ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (calliophis intestinalis).

Sementara untuk kelompok viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecokelatan.

Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Perilaku ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang.

“Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” ujarnya.

Ciri lain dari ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya.

Misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih.

“Khusus ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” tambahnya.

Antisipasi

Ular yang melancarkan gigitan bisa terjadi karena dua faktor. Pertama untuk memangsa. Kedua untuk mempertahankan diri dari ancaman.

Gigitan ular pun bisa terjadi dua kemungkinan. Yakni gigitan berbisa dan tidak berbisa. Namun hal itu sulit untuk dijelaskan.

Ganjar mengungkapkan, bagi orang yang terkena gigitan ular berbisa, yang perlu dilakukan pertama kali adalah imobilisasi atau meminimalisasi gerakan pada area yang terkena gigitan ular.

“Perlakuannya seperti pada patah tulang, jadi kita memasang kayu yang diikatkan dengan perban di bagian tubuh yang terkena gigitan,” tuturnya.

Kemudian, usahakan area yang tergigit tidak bergerak sama sekali untuk mencegah area peredaran bisa dengan cepat.

“Tapi jangan diikat terlalu kencang. Setelah dilakukan upaya tersebut, barulah dibawa ke fasilitas kesehatan,” ucapnya.

Dijelaskan Ganjar, seringkali ada beberapa tindakan yang salah dalam penanganan terhadap gigitan ular.

Saat terkena gigitan ular, melukai lokasi yang terkena gigitan atau membakarnya sangat dilarang karena dapat terjadi infeksi.

Dilarang pula menghisap darah di lokasi gigitan karena racunnya dapat termakan.

“Yang paling bagus sesuai saran WHO yaitu imobilisasi di area gigitan,” tambahnya.

Selain itu, masyarakat sebaiknya mempelajari hal dasar tentang ular. Jadi saat korban gigitan dibawa ke dokter, dia akan tahu bahwa telah digigit oleh jenis ular apa.

“Apakah berbisa atau tidak, warna serta coraknya, dan lain-lain. Sehingga dapat diaplikasikan obat anti-bisa yang tepat dari jenis ular yang telah menggigit,” ungkapnya.

Ganjar mengimbau, masyarakat selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah.

Hindari banyaknya tumpukan-tumpukan benda, baik sampah, kardus, atau bekas barang yang seringkali dijadikan rumah bagi ular untuk bersarang.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/16/19492291/ciri-ciri-ular-berbisa-dan-cara-pengobatannya-jika-tubuh-tergigit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke