Salin Artikel

Hoaks, Pesan Berantai 8 Babi di Denpasar Mati karena African Swine Fever

Di pesan itu disebutkan bahwa babi mati karena virus african swine fever (ASF) atau demam babi.

Tim dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menerjunkan timnya untuk memastikan kabar tersebut.

Pemeriksaan dilakukan ke peternakan yang berada di Jalan Pulau Moyo dan Pulau Roti, Denpasar, lokasi yang dikabarkan tempat babi mati mendadak.

Kepala Dinas Pertanian Denpasar, Gede Ambara Putra memastikan bahwa kabar tersebut ternyata bohong atau hoaks.

Setelah ditelusuri, ternyata babi-babi yang mati sudah terjadi sekitar satu bulan yang lalu.

"Soal babi mati disebabkan ASF itu sudah kita cek di lapangan, investigasi hasilnya kenyataannya enggak ada," kata Gede, saat dihubungi, Rabu.

Ia mengatakan, sekitar sebulan yang lalu memang ada beberapa babi mati milik peternak bernama Lulu di daerah Sesetan, Denpasar.

Setelah diperiksa di BBVET Denpasar, hasilnya bukan karena demam babi Afrika. 

Petugas telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah ASF masuk ke Denpasar.

Satu di anataranya yaitu memberikan sosialisasi kepada peternak agar merebus pakan ternaknya sebelum diberikan ke babi.

Pakan ternak yang direbus berasal dari sisa-sisa makanan di hotel dan restoran.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, Made Ngurah Sugiri mengatakan, di Denpasar, populasi ternak babi sebanyak 12.000 ekor.

Sekitar 85 persen atau 80.000 ekor masih memanfaatkan sisa makanan hotel dan restoran.

"Yang memanfaatkan pakan limbah restoran, katering, ada sekitar 80.000 dari 12.000," kata Made.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/11/16302361/hoaks-pesan-berantai-8-babi-di-denpasar-mati-karena-african-swine-fever

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke