Salin Artikel

Diduga Kesalahan Konstruksi, Atap Kelas SD di Solo Nyaris Roboh

Kondisi itu diduga karena kesalahan konstruksi pembangunan sejak awal.

Kepala SDN Slembaran Sugihartini mengatakan, atap ruang kelas yang nyaris roboh tersebut diketahui pada Jumat (6/12/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat itu, hujan deras melanda wilayah tersebut.

Diduga konstruksi baja ringan yang kurang baik, sehingga tidak kuat menahan beban genteng sokka Kebumen.

Akibatnya, baja ringan penyangga genteng nyaris roboh.

"Setelah pemasangan genteng itu selesai terjadilah hujan lebat. Baja ringan (penyangga genteng) tidak kuat dan muntir. Terus segera kita tindak lanjuti, dan malamnya, genteng kita turunkan semua sampai selesai pagi," kata Sugihartini saat ditemui di kantornya, Selasa (10/12/2019).

Dia menyebutkan, atap ruang kelas yang nyaris roboh tersebut adalah ruangan kelas IV, V dan VI serta ruang guru.

Selama proses perbaikan, jam masuk sekolah siswa dibagi menjadi dua periode, pagi dan siang hari.

Periode pagi untuk kelas I dan II masuk mulai pukul 07.30 WIB - 12.00 WIB.

Kemudian, shift siang untuk kelas III dan IV masuk pukul 12.00 WIB - 17.00 WIB.

Adapun, jumlah total siswa ada 181 orang.

"Untuk yang kelas V dan VI kita masukan di ruang laboratorium dan perpustakaan. Karena kalau kita pindah sekolah yang lain, repotnya memindahkan barang-barang sekolah," ujar Sugihartini.

Sugihartini mengaku sudah melaporkan kerusakan itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Surakarta Antonius Yogo Prabowo mengatakan, pihaknya telah memanggil kepala sekolah, perwakilan Dinas Pendidikan dan pemborong proyek terkait rusaknya konstruksi penyangga genteng dari baja ringan itu.

Pemanggilan itu dilakukan setelah pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SDN Slembaran tersebut.

"Atap ruang kelas SDN Slembaran ini gagal dalam perencanaan. Ini berbahaya, karena kejadian seperti di Jakarta sampai membuat anak didiknya meninggal karena kejadian robohnya atap sekolah," kata Yogo.

Yogo menegaskan, pihaknya akan memantau dan mengawasi proses perbaikan ruang kelas sekolah tersebut, agar kerusakan serupa tidak kembali terjadi.

Proses perbaikan atap ruang kelas sekolah menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 519 juta. Dari jumlah itu sekitar 70 persen atau Rp 380 juta sudah dicairkan untuk perbaikan.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/11/12383871/diduga-kesalahan-konstruksi-atap-kelas-sd-di-solo-nyaris-roboh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke