Salin Artikel

Cerita Mark Avery, Bule Australia yang Mengecat Rumah Dhuafa di Kediri

Tujuannya ke salah satu kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kediri.

Pria usia 61 tahun itu rupanya mempunyai niatan mulia, untuk membantu kaum dhuafa. Ya, dia membulatkan tekad jauh-jauh datang untuk mengekspresikan panggilan jiwa itu.

Kakek 8 cucu itu tidak hanya membawakan uang, tetapi sekaligus turun tangan menyumbangkan tenaganya untuk sebuah aksi bedah rumah.

Mark Avery mengatakan, kesamaan rasa atas ikatan sosial telah mendorongnya datang ke Kediri untuk berpartisipasi membantu sesama.

"Itu tujuan utama saya," kata Mark Avery, saat ditemui sesaat sebelum balik ke Australia, Jumat (6/12/2019).

Bedah rumah itu sendiri merupakan kegiatan rutin setiap bulan yang diinisiasi oleh Rolling Charity (Roty), sebuah kelompok sedekah di Kediri.

Tidak hanya bedah rumah, komunitas itu juga mendistribusikan bantuan kepada dhuafa yang rutin dilakukan setiap hari Jumat.

Selama tiga hari, Mark tidak hanya terlibat pada renovasi rumah tetapi juga turut serta dalam penyaluran donasi langsung ke rumah-rumah warga tidak mampu.

Dia tidak merasa kikuk atau jijik saat menyapukan kuas cat pada dinding rumah yang sedang dibangun.

Bahkan, menikmati peranan pada bedah rumah yang berlangsung di wilayah Joho, Kecamatan Semen itu.

Mark menceritakan, ketertarikannya andil setelah melihat beberapa unggahan kiprah komunitas Roty Kediri di grup Facebook.

Selama 2 tahun mengikuti unggahan itu, dia takjub dan mengapresiasi karena komunitas itu menurutnya konsisten dan selalu mempunyai ide untuk berkembang.

Pada mulanya hanya sedekah bergulir, Roty berkembang dengan aksi bedah rumah, lalu juga mempunyai program Mobil Reaksi Cepat (MRC).

MRC itu memfasilitasi kendaraan dan sopir secara gratis untuk antar jemput berobat bagi pasien tidak mampu.

"Saya ikuti terus (Roty di medsos) dan saya bangga karena mereka mempunyai jiwa sosial yang tinggi," kata Mark.

Apalagi, para penggagas Roty itu merupakan orang-orang yang pernah dikenalnya saat dia tinggal di Kediri bebeberapa tahun silam.

Mark memang sempat tinggal di Kediri selama 2 tahun pada tahun 2005-2006 yang lalu. Yaitu saat dia menjadi relawan pelatih guru Bahasa Inggris.

"Dulu saya tahu mereka (penggagas Roty) bikin program sosial belajar Bahasa Inggris gratis. Sekarang mereka membantu tetangga, orang-orang tidak mampu lewat Roty. Jiwa sosialnya tinggi," kata Mark.

Ikatan rasa itu memantapkannya untuk ambil peran. Bahkan, sebelum memutuskan berangkat ke Kediri, Mark juga mengajak kolega dan keluarganya di Australia turut berdonasi.

"Target saya waktu itu bisa bantu bedah 1 rumah. Lalu terkumpul uang Rp 10 juta," ujar suami dari Murni, perempuan asal Yogjakarta ini.

Sumbangan pribadi dan titipan dari kawan-kawannya itu kemudian dibawanya ke Kediri untuk diserahkan kepada kaum papa.

Kesempatan di Kediri itu benar-benar dimanfaatkannya. Selain terlibat dalam penyaluran Roty, Mark juga menyempatkan diri bertemu dengan teman-teman lain semasa tinggal di Kediri.

Partisipasi Mark itu mendapat apresiasi dari komunitas Roty. Syam Al-Anshori, salah satu penggagas Roty, mengatakan, apa yang dilakukan Mark menandakan bahwa tanggung jawab sosial tidak bersekat dan dalam Roty siapapun bisa terlibat.

"Semakin banyak tangan yang membantu semakin ringan beban saudara kita yang tidak mampu," ujar Syam. 

https://regional.kompas.com/read/2019/12/09/07443821/cerita-mark-avery-bule-australia-yang-mengecat-rumah-dhuafa-di-kediri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke