Salin Artikel

Obsesi Montir Lulusan SD Naik Pesawat, 2 Kali Rakit Pesawat walau Gagal Terbang

Hari itu ia menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer menuju Malimpung untuk melakukan uji coba pesawat terbang buatannya yang ia rakit sejak sebulan yang lalu.

Pesawat itu adalah pesawat rakitan Chaerul yang kedua.

Pesawat pertama dirakit Chaerul pada tahun 2002. Namun, pesawat pertama gagal terbang.

Tidak berhenti di sana. 17 tahun kemudian, laki-laki asal Pinrang tersebut kembali mewujudkan mimpinya.

Dengan memanfaatkan barang bekas, Chaerul kembali mewujudkan obsesinya, yakni sebuah pesawat terbang.

Pesawat rakitan keduanya yang mirip Ultra Light itu berasal dari bahan bekas di bengkel.

Untuk sayap pesawat, Chaerul memanfaatkan parasut bekas yang biasa dijadikan penutup mobil. Sementara untuk mesin, pria lulusan SD tersebut memilih mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 CC.

"Pesawat itu saya kerjakan sejak sebulan lalu, dibantu dua orang teman menghabiskan sekitar Rp 8 juta untuk badan pesawat dan Rp 15 juta untuk membeli mesin motor Ninja RR 150 CC," ungkap Chaerul.

Pesawat kedua itu sempat diuji coba terbang di Pantai Ujung Tappe Pallameang, tetapi gagal terbang karena terbawa angin.

Penerjun Kopassus Kapten Halid yang sempat melihat uji coba itu mengatakan, pesawat buatan Chaerul gagal terbang karena pilotnya belum menguasai teknis menerbangkan pesawat.

"Maklum masih pemula sehingga belum menguasai tekniknya. Saat uji coba beberapa hari lalu pesawat terbang yang dipiloti Chaerul sendiri terbawa angin ke kanan," katanya.

Sebelumnya, ia pernah melakukan uji coba terbang di dekat pantai, tetapi dilarang oleh aparat dengan alasan kemacetan.

Chaerul bercerita, ia telah memeriksa secara detail komponen pesawat mulai dari mesin hingga sayap dan ekor pesawat.

Saat uji coba, Chaerul didampingi peterjun Kopassus Kapten Halid. Ada puluhan warga yang datang ingin melihat uji coba terbang.

Saat uji coba dilakukan, pesawat rakitan Chaerul hanya bisa terbang setinggi 10 sentimeter. Selain itu, pesawat tersebut miring ke kanan.

Dari hasil uji coba, Chaerul mengambil kesimpulan bahwa pesawatnya masih perlu beberapa pembenahan pada sejumlah bagian, termasuk pada sayap.

"Pas nyoba terbang ada kerusakan di bagian sayap kiri. Pesawat sempat terputar dan sayap kirinya menyentuh tanah hingga bengkok," jelas Chaerul.

"Dari hasil uji terbang, kami akan melakukan revisi. Uji coba tadi yang gagal terbang, termasuk pada Chaerul jadi pilot, belum terlalu menguasai cara terbang pesawat," kata Halid.

Meski gagal terbang dengan pesawat buatannya, Chaerul terus berusaha memperbaikinya.

"Walau saya lulus sekolah dasar, tapi obsesi saya membuat pesawat tak surut. Referensi dari internet membuat saya semakin besar hati untuk membenahi pesawat buatan saya," kata Chaerul, Minggu (1/12/2019).

Chaerul pun pulang ke kampungnya membawa rakitan pesawat menggunakan truk empat roda. Ia sudah berjanji untuk memperbaiki pesawat rakitannya.

Kepulangannya tidak sendiri. Ada puluhan warga Langga Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, yang hari itu menjadi saksi sejarah uji coba pesawat rakitan dari Tanah Pinrang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Suddin Syamsuddin | Editor: Khairina, Robertus Belarminus, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/02/06460041/obsesi-montir-lulusan-sd-naik-pesawat-2-kali-rakit-pesawat-walau-gagal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke