Salin Artikel

Cerita di Balik Masjid Megah di Tengah Hutan yang Viral, Dulunya Berdiri Batu Raksasa yang Dipuja Warga

Dari sejumlah foto yang beredar, tampak masjid tersebut berwarna kuning keemasan dicampur warna putih.

Bentuknya juga terlihat megah dengan beberapa pilar menyangga.

Kompas.com mencoba mendatangi masjid yang berlokasi di Dusun Langkoa, Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada Selasa (26/11/2019).

Dari pantauan di lokasi, masjid yang tidak memiliki nama itu sejatinya tidak berada di hutan belantara. Namun, berada di ujung perkampungan tepatnya di kaki Gunung Lompobattang.

Lokasi masjid bisa ditempuh dengan waktu tiga jam dari Kota Makassar dan harus melewati perkampungan penduduk dan tebing bekas longsoran yang melanda Kabupaten Gowa tahun lalu.

Rumah penduduk pun tak jauh dari masjid itu. Setelah melewati permukiman penduduk, terlebih dahulu melewati rimbunan pohon pinus. Jalan menuju masjid dapat dilewati dengan kendaraan roda empat. 

Informasi yang dihimpun Kompas.com, masjid tersebut dibangun pada Februari 2012, berdasarkan izin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa dengan luas 8 x 10 meter.

Masjid itu milik seorang pria kelahiran Makassar yang memiliki berbagai usaha di sejumlah daerah di Papua. Namun, pendiri masjid enggan disebutkan identitasnya. Namun, warga sekitar memanggilnya dengan sapaan Puang.

Lahan milik Puang luasnya 5 hektar yang dibeli pada tahun 2009 dari kepala desa kala itu, almarhum Haji Tayang dan kini telah memiliki sertifikat

"Lahan ini dulu saya beli dari pemiliknya dan sekarang saya serahkan kepada anak saya termasuk dalam sertifikat atas nama anak saya," kata Puang.

Saat dikonfirmasi perihal pembangunan masjid megah tersebut, pria berusia 70 tahun ini berkisah, saat awal lahan tersebut ia beli terdapat sebuah batu raksasa yang sering dikunjungi oleh warga sekitar.

Warga sering memberikan sesajen lantaran warga menganggap bahwa lahan ini adalah lahan keramat.

"Dan suatu saat saya ke Tanah Suci bersama dengan istri, saya berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah. Sejak saat itulah ada ide untuk membangun sebuah masjid yang konstruksinya nyaris sama dengan salah satu masjid di timur tengah," ujar dia.

"Jadi masjid terbut berdiri di atas batu yang dikeramatkan oleh warga, dan alhamdulillah perbuatan musyrik warga telah hilang sejak masjid tersebut dibangun," ucap pria ini.

Puang ini tidak menjelaskan dengan detail alasan membangun masjid di perkampungan itu.

"Sebelum saya bangun ini masjid, banyak kok masjid yang saya renovasi di desa. Saya enggan memberikan keterangan lebih detail, jangan sampai saya takabur dan dianggap membeberkan sedekah saya kepada masyarakat," ujar dia.

Warga desa sendiri mengakui bahwa keberadaan masjid megah tersebut telah lama diketahui, termasuk pemiliknya dianggap sebagai dermawan.

"Puang (pemilik lahan) itu orangnya baik, dia memang orang kaya tapi baik hati. Kalau beliau datang, beliau pasti sembahyang Jumat di sini (masjid desa). Seluruh jamaah diberi amplop oleh beliau," kata Nurdin, salah satu warga Dusun Langkoa.

Rumah itu digunakan sebagai rumah peristirahat sang pemilik dan pekerja ladang.

Selain pepohonan dan kebun kopi, di dalam lahan itu juga didirikan kandang sapi yang diternak oleh para warga setempat.

Jumlah penduduk yang dipekerjakan di lahan itu berjumlah 30 orang.

"Masyarakat di sana justru senang dengan keberadaan masjid tersebut. Sebab, pemiliknya mempekerjakan sekitar 30 warga dan itu digaji setiap minggu. Kerjanya hanya membersihkan kebun dan hasil dari kebun itu dinikmati sendiri oleh warga, bukan diambil olah pemilik lahan," kata Muslimin, Camat Bontolempangang.

Meski demikian, pemilik lahan mengaku resah dengan viralnya masjid tersebut.

"Pertama kali saya melihat video viral tersebut, saat itu saya berada di Amerika dan saat itu juga saya langsung kembali ke tanah air. Tempat ini adalah tempat peristirahatan bagi saya sekeluarga. Sebab, jika berada di sini seluruh pikiran tenang dan termasuk penyakit saya hilang," ujar Puang.

Dirinya juga meminta keberadaan masjid tersebut agar jangan memunculkan polemik.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/28/12371211/cerita-di-balik-masjid-megah-di-tengah-hutan-yang-viral-dulunya-berdiri-batu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke