Salin Artikel

6 Kasus Penyerangan Tawon Vespa Affinis, Siswa SD dan Petani Meninggal

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 16 November 2019, tawon ndas adalah jenis predator.

Tawon jenis ini berbahaya bila menyengat secara berkelompok. Disengatan pertama, tawon ndas akan mengeluarkan senyawa yang memicu tawon lain dari koloninya ikut menyerang.

Bukan hanya itu, tawon ndas juga memiliki kemampuan memasukkan racunnya ke tubuh manusia.

Jika korban sengatan memiliki alergi maka akan muncul gejala bengkak. Namun jika terkena banyak sengatan, maka korban dapat meninggal.

Berikut 6 kasus serangan tawon yang menjadi perhatian pembaca Kompas.com:

Sarang lebah tawon nda ada di belakang rumah warga yang berdekatan dengan komplek sekolah. Posisinya menggantung di atasp rumah.

Petugas dari pemadam kebakaran dan Satpol PP turun tangan untuk memindahkan sarang lebah tersebut.

Dengan berpakaian mantel khas pemadaman, petugas menyemprotkan busa ke sarang tawon lalu membungkusnya dengan kantong untuk diturunkan. Dengan semprotan itu pula petugas menghalau kawanan tawon.

 

Jenazah Bulu ditemukan cucunya di sebuah kebun. Dari hasil visum luar, diketahui ada luka sengahatan lebah dan Bulu diduga meninggal akibat kehabisan nafas.

Jarak 500 meter dari kebun Bulu, warga menemukan sarang tawon dan warga memusnahkan sarang tersebut dengan cara dibakar agar tidak lagi menyerang warga.

 

Warsomo diserang puluhan tawon pada Rabu (6/11/2910). Ia meninggal pada Rabu (12/11/2019) setelah mendapat perawatan.

Saat kejadian, Warsomo tak sengaja menyenggol sarang tawon di pekarangan rumahnya saat hendak ke kamar mandi.

Sementara Lanjarwati tewas setelah dikeroyok tawon saat akan mengambil pakan ternak.

Lagi-lagi, Lanjar tidak sengaja menyenggol sarang tawon. Nyawa Lanjar tidak terselamatkan walaupun sempat menjalani perawatan.

"Kejadiannya itu siang hari. Sempat dibawa ke dokter. Tapi malamnya tidak tertolong dan meninggal," kata Eddy Setiawan, salah satu petugas Damkar Klaten saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

 

Sementara, dua teman Armi, yaitu Saeful Ulum (13), Muhammad Rizki (13) dan adik Armi, Elzar (10) mengalami belasan luka sengatan. Diketahui tawon bersarang tak jauh dari rumah mereka.

Peritiwa tersebut berawal saat mereka mencoba membongkar sarang tawon di salah satu rumah warga.

Mereka naik dari lantai satu masjid dengan membawa kayu panjang untuk membongkar sarang tawon dan kardus untuk menutupi wajahnya.

Begitu kayu dicolokan pada sarang, tawon-tawon yang ada di sarang pun langsung menyerang keempat anak itu.

“Begitu tawonnya nyerang, mereka langsung berlarian. Rizki masuk bak kamar mandi setelah melompati jendela, Armi tidak bisa melompat jendela, karena jendelanya tinggi,” ujar Neni, nenek korban saat ditemui di kediamannya di Kampung Nangela, Kamis (21/11/2019).

 

Sarang tawon tersangkut di pohon dekat mushala kerap meresahkan warga.

Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut dan pihak Damkar ke lokasi untuk menyingkirkan sarang tawon yang cukup besar tersebut.

"Posisi tawon tergantung di samping Mushola. Yang tersengat tawon itu adalah dua orang anak setelah pulang mengaji berdasarkan info dari warga sekitar maka dari itu warga menghubungi pihak damkar minta di eksekusi sarang tawon agar tidak ada korban tersengat lagi," kata Aceng, salah satu warg saat dikonfirmasi, Jumat (22/11/2019).

 

Japar disengat saat ia sedang mengairi ladang jagungnya pada Senin (18/11/2019).

Petani tersebut sempat menjalani rawat jalan setelah dibawa ke Puskesma Soko. Namun Japar meninggal pada Minggu (24/11/2019).

Kasubag Humas Polres Tuban, Iptu Suganda saat dihubungi, Selasa (26/11/2019) mengatakan ada ratusan bekas sengatan tawon di rubuh Japar.

Sebelum meninggal, kondisi Japar memburuk dan ia mendapat perawatan di RSUD Dr Koesma, Tuban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dandy Bayu Bramasta, Rachmawati, Ari Maulana Karang, Dean Pahrevi, Hamzah Arfah | Editor: Sari Hardiyanto, Aprillia Ika, David Oliver Purba, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/28/06360001/6-kasus-penyerangan-tawon-vespa-affinis-siswa-sd-dan-petani-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke