Salin Artikel

Sengatan Tawon Berujung Kematian, Siswa SD di Garut hingga Petani di Klaten Jadi Korban

Empat anak tersebut adalah warga Kampung Nangela, Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong, Garut.

Sore itu mereka naik ke lantai satu sebuah masjid. Mereka berencana untuk membongkar sarang tawon di atap salah satu rumah warga.

Selama ini mereka merasa keberadaan sarang tawon tersebut meresahkan warga sekitar.

Untuk melindungi diri, empat anak tersebut membawa kayu panjang dan kardus untuk menutupi kepala dari sengatan tawon.

Saat itu suasana kampung sedang sepi karena sebagian besar ibu-ibu sedang pengajian.

Dengan menggunakan kayu panjang, empat anak tersebut menyodok sarang tawon yang ada di atap rumah warga.

Tiba-tiba tawon langsung menyerang mereka. Empat anak tersebut panik. Rizki melompati jendela dan masuk ke bak mandi. Dua rekannya juga ikut melompat.

Sementara Armi tidak bisa berkutik. Ia tidak bisa melompat karena jendelanya terlalu tinggi.

Rizki bercerita bahwa sengatan tawon menembus kardus yang sudah mereka siapkan untuk melindungi wajah dan kepala.

“Pas ada yang tembus (kardus), kardusnya langsung dibuka, langsung kena kepala (serangan tawonnya),” ujar Rizki kepada Kompas.com, Kamis (21/11/2019).

Rizki mengaku pusing berat akibat sengatan tawon. Selain itu ia panas saat luka sengatan tawon muncul di seluruh tubuhnya.

Setelah serangan tawon selesai, empat anak tersebut sempat berkumpul di Posayandu.

Mereka kemudian diobati di Puskesmas Bayongbong.

Neni Suhaeni (60), nenek dari Rizki mengatakan di kepala cucunya ada delapan lebih luka sengatan tawon belum termasuk badan, tangan, dan kaki.

Nahas bagi Armi. Ia dirawat di rumah sakit. Setelah menjani serangkaian perawatan, nyawa siswa SDN Samarang 1 tersebut tidak bisa diselamatkan.

Ia tewas karena sengatan tawon.

 

Dilansir dari Tribun Jogja.com, Warsomo diseranag puluhan tawon pada Rabu (6/11/2910). Ia meninggal pada Rabu (12/11/2019) setelah mendapat perawatan.

Saat kejadian, Warsomo tak sengaja menyenggol sarang tawon di pekarangan rumahnya saat hendak ke kamar mandi.

Sementara Lanjarwati tewas setelah dikeroyok tawon saat akan mengambil pakan ternak.

Lagi-lagi, Lanjar tidak sengaja menyenggol sarang tawon. Nyawa Lanjar tidak terselamatkan walaupun sempat menjalani perawatan.

"Kejadiannya itu siang hari. Sempat dibawa ke dokter. Tapi malamnya tidak tertolong dan meninggal," kata Eddy Setiawan, salah satu petugas Damkar Klaten saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Eddy mengatakan selama tahun 2019, pihaknya telah memusanahkan 217 titik lokasi tawon. Pada tahun 2018 sebanyak 207 sarang dan selama tahun 2019 sudah ada 236 sarang tawon yang dimusnahkan.

Menurutnya sarang tawon biasanya bersarang di kawasan hutan. Namun karena peralihan fungsi lahan banyak tawon membuat sarang di kawasan pemukiman.

Sejak tahun 2017, ada 9 warga Klaten yang meninggal karena di sengat tawon jenis vespa affinis.

"Ada penanganan khusus terhadap sarang tawon vespa affinis. Kalau sarangnya berada di atap atau plafon rumah maka harus dihisap pakai blower," katanya. "Kalau sarangnya ada di pohon maka bisa langsung dibakar. Tapi tetap mengutamakan keselamatan," tambahnya.

"Sengatan (tawon ndas) bisa mematikan binatang vertebrata lain atau manusia yang mengganggunya dan apabila jumlah sengatannya cukup banyak, sangat mematikan," jelasnya.

Ia menjelaskan dalam satu sarang atau koloni ada ratusan bahkan hingga ribuan tawon sehingga sengatan tawon tidak bisa disepelekan.

"Sebenarnya tawon Vespa affinis (tawon ndas) merupakan serangga sosial dan sebagai pemangsa serangga dan atau Arthropoda lain. Sengatan dan racun (venom) sebenarnya digunakan sepenuhnya untuk pertahanan diri ketika individu dan koloninya terganggu (diserang) oleh siapa pun, termasuk oleh manusia," kata Rosichon.

Saat satu tawon menyengat, menurut Rosichon, tawon tersebut akan mengeluarkan feromon Alarm Pheromone yang bisa mengundang tawon lainnya dari satu koloni ikut menyengat.

Ia menyebut tawon punya rasa setia kawan dan akan saling bantu jika ada yang mengganggu.

"Apabila jumlah sengatan cukup banyak yang dilakukan oleh banyak individu tawon atau rame-rame (tawon ndas itu) dan manusia yang tersengat memiliki alergi dengan venomnya (racun), bisa fatal alias mati," tuturnya.

1. Kalau yang masuk rumah hanya satu individu, jangan diganggu dan biarkan saja

2. Kalau ada sarang yang masih kecil atau individu koloninya belum banyak di sekitar rumah, sebaiknya segera pindahkan atau jauhkan dari rumah.

3. Pindahkan sarang dengan baik agar tidak ada satu individu pun yang menyerang Anda dan melepaskan feromon yang mengajak invididu lainnya untuk ikut menyerang.

4. Pindahkan sarang di malam hari dengan hati-hati, menggunakan plastik yang agak tebal. Usahakan agar semua individu tawon tersebut masuk dalam plastik

5. Kemudian tempatkan sarang sesuai tempat yang diinginkan. Caranya dengan menggantung plastik berisi tawon dan sarang, lalu buka ujung plastik

6. Jangan mencoba mengusir tawon itu dengan dibakar atau diasap karena malah akan memicu koloni tawon untuk menyerang.

Ia menjelaskan tips-tips ini hanya bisa dilakukan bila sarang atau jumlah tawon masih kecil atau sedikit

Bila sarang besar dan berisi banyak tawon, mintalah bantuan pemadam kebakaran untuk menanganinya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang, Ellyvon Pranita Labib Zamani | Editor: Robertus Belarminus, Shierine Wangsa Wibawa, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/22/07570001/sengatan-tawon-berujung-kematian-siswa-sd-di-garut-hingga-petani-di-klaten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke