Salin Artikel

Akhir Perjalanan SN, Pelaku Pelemparan Sperma dan Begal Payudara di Tasikmalaya

KOMPAS.com - Setelah polisi berhasil menangkap SN (25), pelaku teror pelemparan sperma dan begal payudara saat bersembunyi di sebuah ruangan lantai dua rumah saudaranya di Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (18/11/2019) siang, fakta demi fakta mulai terungkap.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, diketahui. Motif tersangka melakukan aksi bejatnya hanya untuk memuaskan nafsu seksual dirinya sendiri.

Kasus ini sendiri terungkap setelah viral di media sosial dan dilaporkan korbannya berinisial LR (43) warga Kawalu, Tasikmalaya, ke polisi.

Setelah itu, satu persatu korban pelecehan yang dilakukan pelaku pun terus berdatangan ke kantor polisi.

Hingga Rabu (20/11/2019), tercatat ada lima orang korban pelemparan sperma yang melapor ke polisi, sementara satu korban melapor terkait pelecehan dengan remas payudara.

"Kalau yang korban remas payudara ada satu orang yang melapor. Korban adalah keponakan LR (43), salah seorang korban pelemparan sperma yang pertama kali melaporkan resmi ke kepolisian," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto di kantornya, Rabu pagi.

Setelah SN tersangka pelempar sperma ditangkap aparat kepolisian, saksi terus bertambah yang ikut melapor. Sejauh ini ada enam orang yang resmi melapor.

"Mereka akhirnya berani melapor resmi setelah pelaku berhasil diamankan. Sebelumnya, mereka belum melapor karena tak memiliki bukti dan takut oleh tersangka," katanya.

Ia mengimbau kepada warga yang merasa menjadi korban kejahatan asusila pelaku untuk segera melapor.

Anom mengatakan, motif tersangka melakukan pelemparan sperma dan begal payudara hanya untuk memuaskan nafsu seksualnya saja.

"Sesuai pengakuan tersangka, modus tersangka pelempar sperma dan remas payudara adalah untuk kepuasan dirinya sendiri," katanya.

Anom menjelaskan, sebelum melakukan aksinya. Pelaku ini lebih dulu memantau korbannya dengan cara berkeliling menggunakan sepeda motornya untuk mencari sasaran wanita yang disukainya.

Setelah menentukan sasaran korban yang dipilih, sambungnya, tersangka langsung mengikuti dan mendekatinya dengan cara berkenalan dan menyapa terlebih dahulu.

Setelah itu, tersangka langsung berkata-kata tak senonoh yang mengarah ke ajakan melakukan hubungan badan.

Sambil berkata-kata tak senonoh dan menatap korban, tersangka memasukan tangannya ke celana dan melakukan masturbasi sambil duduk di motornya.

"Hasil masturbasi yakni sperma ada yang dicipratkan ke arah muka korban, dan ada juga yang dioleskan ke tangan dan pipi korban," katanya.

Setelah melakukan aksinya tersebut, tersangka langsung melarikan diri meninggalkan para korbannya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro menyebutkan, berdasarkan hasil penyelidikan secara maraton akhirnya pelaku mengakui kejahatan asusila yang dilakukannya selama ini.

Atas perbuatannya, SN, Warga Cieunteung, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tersebut pun terancam dijerat Pasal 36 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 281 KUHP dengan kurungan 10 tahun penjara.

Dengan kasus lempar sperma, pelaku telah dijerat Pasal 281 KUHP tentang melanggar kesusilaan di depan orang lain denan ancaman kurungan 2 tahun 8 bulan penjara.

"Pelaku bisa kena pasal berlapis, karena selain mengakui perbuatannya tentang pelemparan sperma, juga ada dugaan kejahatan pornografi," kata Dadang, kepada Kompas.com, melalui pesan WhatsApp, Selasa (19/11/2019).

Kepala Biro Psikologi Solusi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Rikha Surtika MPsi mengatakan, SN, tersangka teror pelempar sperma dan begal payudara di Kota Tasikmalaya diindikasikan memiliki kejiwaan normal tapi telat memiliki pasangan.

Ia menyebut, pelaku ini sudah kecanduan hal-hal berbau pornografi dan tak bisa berinteraksi sosial secara normal.

"Sebetulnya penyebabnya kompleks, tapi melihat dari usianya pelaku telat memiliki pasangan," katanya, Rabu.

Ia mengaku, baru menemukan ada kasus aneh seperti ini di Tasikmalaya.

Dikatakan Rikha, biasanya pelaku ekshibisionis di kota-kota besar hanya menunjukkan organ vitalnya untuk mendapatkan reaksi dari wanita.

Tapi, pelaku pelempar sperma di Kota Tasikmalaya ini merupakan fenomena baru yang memiliki daya imajinasi sangat vulgar.

"Perlakuannya ini juga akibat tidak bisa menjaga pertemanan dengan manusia atau lawan jenis," ujarnya.

Ditambahkannya, penyakit pelaku ini bisa disembuhkan. Karena melihat ciri-cirinya adalah orang normal secara fisik kejiwaannya.

Namun, kelainan yang dideritanya ini harus sudah memiliki lawan jenis alias menikah.

"Perilaku ini bisa disembuhkan, orangnya normal. Tapi ada semacam pola belajar bersosialisasi yang harus diluruskan," ungkapnya.

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Tasikmalaya | Editor: Abba Gabrillin, David Oliver Purba, Robertus Belarminus, Aprilia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/21/05230081/akhir-perjalanan-sn-pelaku-pelemparan-sperma-dan-begal-payudara-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke