Salin Artikel

Demi Air Bersih Satu Ember, Warga Rela Antre sejak Subuh

Pasalnya, kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut mengakibatkan sumur-sumur warga mengering, termasuk kolam dan bak-bak penampungan air.

Warga pun terpaksa mencari sumber air baru, termasuk mengais air dari lubang tanah di dasar kolam yang terletak di Kampung Pasir Panjang Wetan RT 003/002.

Kolam yang biasa digunakan warga setempat untuk kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) itu  telah mengering sejak empat Agustus 2019 lalu.

Di dasar kolam itu lah terdapat tiga lubang air yang sekarang menjadi tumpuan satu-satunya warga mendapatkan pasokan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Awalnya cuma ada satu lubang, kemudian dibuatkan lagi dua. Tapi bisa diambil airnya kalau kolam ini kering saja, dan setiap tahun kalau musim kemarau tiba, pasti lah kolam ini kering,” tutur Onoy (49), warga setempat kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019). 

Namun, untuk sekadar mendapatkan satu ember air bersih, warga harus rela mengantre lama.

Sebab, yang mengambil air dari lubang tanah tersebut ternyata tak hanya warga kampung setempat, akan tetapi juga dari kampung-kampung sekitarnya.

“Dari Pasirpanjang Kulon, Parajen dan Sukalaksana, malah warga dari Kampung Pasir Sabuk yang jaraknya 1 kilometer lebih mengambil airnya juga dari sini,” kata dia.

Untuk menghindari antrean panjang, Onoy memilih mengambil air sebelum adzan subuh berkumandang atau sejak pukul 04.00 WIB.

“Karena saya dekat rumahnya, jadi bisa bolak-balik. Sehari bisa dapat 6-10 ember, sekuatnya saja. Kalau warga dari kampung lain ke sini pakai motor. Pagi, siang, sore selalu penuh," ujar Onoy.

Menurut dia, lubang-lubang di dasar kolam itu sudah ada sejak empat tahun lalu.

Awalnya, hanya ada satu lubang, kemudian digali dua lubang lagi agar tidak terjadi antrean panjang saat warga mengambil air di kala musim kemarau seperti sekarang ini.

“Jadi, setiap kolam ini kering saja baru bisa mengambil air dari lubang-lubang ini," ucap dia.

Namun, untuk mendapatkan air dari lubang-lubang tanah tersebut dibutuhkan kesabaran, karena airnya cepat habis terkuras.

“Tapi tidak lama juga, tak sampai 5 menit pasti penuh lagi airnya. Hanya memang harus sabar saja, karena kan harus mengantre juga,” kata Kokom.

Warga lainnya, Aceng (39) menambahkan, air dari lubang-lubang tanah tersebut tak pernah surut dan kondisinya lumayan bersih.

“Alhamdulilah, ternyata keluar airnya, tak habis-habis, malah di musim kering seperti sekarang ini. Airnya juga jernih, jadi bisa buat minum," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/19/12004971/demi-air-bersih-satu-ember-warga-rela-antre-sejak-subuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke