Salin Artikel

Proyek Penyulingan Air Laut Rp 14 M Tak Berfungsi, Warga Pulau Ende Minum Air Asin

Proyek itu diadakan dengan tujuan mengatasi persoalan pelik di pulau Ende, yakni air minum bersih.

Sebab, sejak nenek moyang hingga kini, warga di pulau Ende ini mengonsumsi air asin dari sumur bor. 

Tidak tanggung-tanggung, di tahun 2015, pemerintah pusat mengucurkan dana sebesar Rp 14 miliar untuk proyek penyulingan air laut menjadi tawar itu. 

Proyek itu tentu menjadi angin segar bagi warga. Namun, kenyataan tidak sesuai harapan warga. 

Pada tahun 2016, warga menikmati hasil dari proyek penyulingan air laut jadi air tawar ini, namun hanya sekali hingga dua kali saja.

Sesudah itu, alatnya tidak berfungsi lagi. Tanpa ada penjelasan yang masuk akal dari dinas terkait. 

Dari sebelumnya, warga sudah senang ada alat itu, semuanya kembali sedih.

Warga terpaksa harus kembali mengangkut air tawar dari Kecamatan Nangapanda dengan perahu motor. 

Adapula, mereka membeli air kemasan di kota Ende untuk dikonsumsi. 

Hasan Runu, salah satu warga pulau Ende mengatakan dari proyek itu semua instalasi dan meteran air sudah di pasang setiap rumah. 

"Ini pipa dan meteran sudah tersambung di setiap rumah. Satu dan dua kali saja kemarin airnya jalan. Setelah itu sampai sekarang, tidak ada lagi," kata Hasan kepada Kompas.coom, Minggu (17/11/2019). 

"Alat, pipa, dan meteran ini mubazir semua." 

Hasan mengaku sudah berharap banyak alat itu bisa terus beroperasi. Apalagi, seluruh warga sudah memasang instalasi dan meteran di setiap rumah.

Ia menuturkan, sudah membuang waktu dan biaya mengurus pemasangan instalasi dan meteran air yang tersambung dari alat tersebut. 

"Kami sangat rindu minum air tawar. Tetapi, sekarang kami hanya menatap meteran dan keran. Tidak ada sama sekali. Mau bilang apa, kami sebagai warga, pasrah saja dengan keadaan," tutur Hasan.

Hasan berharap kepada pemerintah agar bisa mengoptimalisasi proyek penyulingan air laut menjadi air tawar itu. Sebab, warga sangat membutuhkan air minum bersih. 

Tanggapan PDAM

Sementara itu, pihak perusahaan daeraj air minum (PDAM) Tirta Kelimutu Ende membenarkan, alat penyulingan air laut menjadi air tawar itu tidak berfungsi karena beberapa kerusakan.

"Kami dan tim dari pusat sudah meninjau dan melakukan identifikasi penyebab masalah alat penyulingan itu. Pemerintah pusat sudah ambil langkah," jelas Donata Metty A. Ladapase kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (19/11/2019). 

Donata menerangkan, berdasarkan hasil identifikasi tim pusat, alat penyulingan air itu alami kerusakan membran dan unit bangunan penyadap serta kerusakan pada unit catu daya listrik. 

Ia mengatakan, hasil kalkulasi, total pembiayaan yang dibutuhkan untuk menggantikan peralatan itu kurang lebih sebesar Rp10 miliar.

Pemerintah pusat sudah mengajukan Rp.10 miliar untuk fungsionalisasi kembali alat penyulingan air laut jadi air tawar itu. 

Ia melanjutkan, fungsionalisasi alat itu akan dilaksanakan tahun 2020 oleh balai prasarana pemukiman wilayah NTT melalui Satker Pelaksana PPA NTT. 

"Pemerintah tidak membiarkan begitu saja. Tetapi, tetap berusaha agar penyulingan air itu bisa bermanfaat bagi warga," sambung Donata.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/19/07114941/proyek-penyulingan-air-laut-rp-14-m-tak-berfungsi-warga-pulau-ende-minum-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke