Salin Artikel

Tragedi Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor, Perginya Sang Tulang Punggung Keluarga...

Pada malam sebelumnya hujan turun di daerah tersebut.

Sejak jam 07.00 WIB semua pekerja sudah mulai sibuk bekerja. Cuaca pagi itu sangat cerah.

Lima pekerja melakukan galian untuk memasang retting wall atau dinding penahan tanah

Satu jam kemudian, sekitar pukul 08.00 WIB, tiba-tiba tanah labil.  Tebing setinggal 8 meter dan lebar 12 meter yang berada di pinggir jalur ambruk.

Material longsor menimpa pekerja yang ada di bawahnya.

Tragis.

Dua orang yang masih kerabat sang mandor meninggal dunia. Mereka adalah Tri Wisnu Mukti (34) dan M Hanapi (30) warga Dusun Sinawah, desa Kronggen, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Wisnu dan Hanapi terjebak dalam besi cor-coran yang akan dijadikan dinding penyangga.

Sementara tiga orang pekerja yang juga berasal dari Kabupaten Grobogan mengalami luka-luka. Mereka dievakuasi ke Puskesmas Cigombong dan RSUD Ciawi.

Para korban yang terluka adalah Sarpin/Kiswanto(30), Sukardi (44), dan Parjo (47).

Ratusan pelayat mengiringi proses pemakaman mereka berdua.

Siswandi sang mandor kedua korban kepada Kompas.com bercerita bahwa Wisnu dan Hanapi seriing dikutkan bekerja menggarap jalur rel ganda di sejumlah daerah.

Sebagai pekerja kasar di jalur rel ganda, mereka mendapatkan gaji Rp 1 juta per minggu.

Mereka berdua sudah sepekan lebih bekerja di proyek rel ganda yang dikerjakan PT Hapska Mas itu,

"Kedua korban masih saudara saya, sudah sepantasnya saya mengajak mereka bekerja. Toh hasilnya banyak. Ini sudah takdir Allah dan saya berusaha ikhlas," ungkapya.

Saat kejadian Wisnu dan Mukti hanya berjarak 2 meter.

"Semua berjalan biasa saja, tiba-tiba longsor dan tak ada pertanda atau suara apapun. Wisnu dan Mukti jaraknya hanya dua meter saat tertimpa longsor," ungkap Siswandi.

Ia juga mengatakan mereka sudah sebulan mengerjakan proyek di lokasi tersebut. Ia menyebut kejadian tersebut di luar perkiraan.

"Sudah dikerjakan lebih dari sebulan. Lokasi sudah dites dan dipastikan aman. Namun takdir berkata lain. Ini sungguh di luar perkiraan," kata Siswandi yang juga warga Dusun Sinawah ini, Minggu (17/11/2019).

Selain dua orang yang tewas, Suwandi menggatakan bahwa tiga orang yang tewas juga warga Dusun Sinawah.

Di mata ibunya, Sulasih, Wisnu adalah pekerja keras dan anak yang berbakti pada ibunya.

"Sejak bapaknya meninggal dunia, Wisnu adalah tulang punggung keluarga. Wisnu anak yang baik dan soleh. Sering kirim uang saat bekerja. Kemarin aja sebelum meninggal, dia berencana mau kirim uang. Ya Allah...," ucap buruh tani ini.

Sulasih mengaku tak punya firasat apapun. Hanya saja sehari sebelum meninggal Wisnu mengabatkan akan segera mengirim uang ke ibunya,

Walaupun merasa sangat kehilangan putra kesayangan, Sulasih mengaku ikhlas dan berharap agar hak-hak anaknya dipenuhi.

"Harapan kami hak-haknya dipenuhi. Kami sudah ikhlas," kata Sulasih.

Ia memastikan bahwa perjalanan kerata api Bogor-Sukabumi atau sebaliknya tetao berjalan normal.

"Itu longsor di area pekerjaan untuk prasarana jalur rel tidak terdampak jadi meskipun ada longsor tadi, perjalanan KA Pangrango tetap dibuka (kereta) dan tidak ada yang terganggu," kata Eva, kepada Kompas.com saat dihubungi, Sabtu (16/11/2019).

Ia mengatakn PT KAI tidak berwenang menjelaskan penyebab kecelakaan kerja tersebut, karena pengerjaan double track tersebut merupakan program yang sedang dikerjakan oleh satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Iya, terkait itu (korban), kejadian dapat konfirmasi langsung ke Kahumas DJKA," ujar dia

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Dony Aprian, Aprillia Ika, Robertus Belarminus, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/18/08480081/tragedi-longsor-proyek-double-track-sukabumi-bogor-perginya-sang-tulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke