Salin Artikel

Cerita di Balik Aksi Teror Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

KOMPAS.com - Rabu (13/11/2019) pagi, masyarakat di Kota Medan banyak yang sedang berada di Polrestabes Medan untuk mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

Banyaknya masyarakat di Polrestabes Medan yang sedang mengurus SKCK ini, terkait jadwal rekrutmen calon pegawai negeri sipil di sejumlah kementerian dan lembaga, juga pemerintahan daerah.

Di tengah kesibukan masyarakat mengurus SKCK, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat kencang. Warga yang mendengar suara pun langsung keluar berhamburan untuk mengetahui suara tersebut.

Ternyata, telah terjadi bom bunuh diri yang dilakukan seorang pria dengan menggunakan jaket ojek online.

Tak lama kemudian, polisi pun menyuruh orang untuk keluar dari Polrestabes Medan.

Akibat bom bunuh diri itu, sebanyak enam orang mengalami luka-luka. Empat orang polisi, satu pekerja harian lepas dan satu orang warga.

Selain itu empat kendaraan pun rusak, tiga kendraan dinas dan satu mobil pribadi.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri tersebut, pelaku diketahui berinisial RNM (24).

Jones (19) salah satu warga yang sedang mengurus SKCK mengatakan, saat itu dirinya sedang mendaftar registrasi SKCK secara online.

Suasana di tempatnya duduk, banyak orang yang juga sedang mengurus SKCK.

"Tiba-tiba terdengar ledakan keras sekali, telinga saya berdengung, sakit sekali," katanya.

Tak menunggu lama, polisi memerintahkan agar semua orang yang sedang mengurus SKCK pergi meninggalkan lokasi.

Menurutnya, saat itu warga ketakutan dan berlari ke sana kemari.

"Kami langsung berhamburan semua, keluar. Kami dievakuasi meninggalkan lokasi," katanya.

Hal senada dikatakan Lila Mayasari, warga yang sedang mengurus SKCK, ia mengatakan,

Saat itu Lila sedang menunggu antrean SKCK di luar ruangan di kantor Polres sambil menelepon saudaranya.

"Ledakannya kuat sekali, rasanya tanah seperti terangkat," ujar Lila saat diwawancarai oleh jurnalis KompasTV, Fery Irawan di dekat Mapolrestabes Medan, Rabu.

 

Modus buat SKCK

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, RMN, pelaku bom bunuh diri, masuk ke Polrestabes Medan dengan modus membuat SKCK.

Dijelaskannya, RMN datang menggunakan jaket ojek online dan mengaku mau membuat SKCK karena mau masuk CPNS.

Sesampainya di depan gerbang, pihak kepolisian memberitahu pelaku bahwa peraturan untuk masuk ke kantor polisi harus membuka jaket. Polisi kemudian menggeledah pelaku.

Saat digeledah petugas, di dalam tas ransel pelaku terdapat buku.

Selanjutnya, anggota kepolisian melakukan pengaturan untuk persiapan serah terima tugas piket pengurusan SKCK sekitar pukul 08.30 WIB.

Saat itu, lanjut dia, petugas juga memerintahkan pelaku membuka jaketnya.

“Eh buka jaketmu, tadi kan sudah disuruh buka," ucap Tatan menirukan perkataan petugas jaga kepada pelaku.

"Enggak lama setelah pelaku masuk, terdengarlah suara ledakan yang merupakan aksi bom bunuh diri tersebut," sambungnya.

Sementara itu, dari laporan jurnalis Kompas TV Bahri Nasri menyebutkan, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan diduga sempat melawan petugas sebelum meledakan diri.

Saat itu, petugas jaga mencoba memeriksa pelaku yang datang berjalan kaki menggunakan jaket pengendara ojek online.

"Saat dicegah, dia melakukan perlawanan dan langsung melarikan diri ke dalam, melakukan ledakan di kantin atau sebelah gedung Kabag Ops Polrestabes Medan," katanya.

Pelaku bom bunuh diri berprofesi jualan bakso hingga ojek

Pasca-ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, polisi melakukan pengeledahan di sebuah rumah yang berada di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara.

Rumah tersebut merupakan rumah orangtua RMN alias D, pelaku bom bunuh diri yang meledakan diri di Polrestabes Medan.

Selama pengeledahan berlangsung, warga sekitar turut berkerumun, bahkan sebagian warga yang mengenal RMN mengaku terkejut dan tidak menyangka. Sebab, yang bersangkutan dikenal baik.

"Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah," ujar Wandah salah satu warga sekitar kepada wartawan, Rabu.

Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59), yang mengaku pernah mengenal RMN juga membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut.

"Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini," katanya.

Dalam kesehariannya, sambungnya, RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan sambil berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal.

"Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah, sikap jadi seperti ini," ungkapnya.

Polisi geledah 3 rumah, 2 orang dibawa

Sejumlah anggota Brimob Polda Sumut, tim penjinak bom, Polsek Medan Labuhan mendatangi tiga rumah yang diduga pernah dijadikan tempat tinggal pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, bernama RNM.

Rumah pertama yang didatangi berada di sebuah gang tanpa nama. Rumah tersebut dalam kondisi tergembok.

Kepala Lingkungan I Mukhlis mengatakan, rumah yang tampak belum selesai tersebut pernah ditinggali mertua Rabbial selama dua tahun.

Namun, Rabbial hanya setahun saja tinggal di situ, kemudian dia pindah tak tahu kemana.

"Habis itu rumah ini dijual, sudah laku sama orang. Enam bulan lalu lah kosong," ujar Mukhlis di lokasi, Rabu.

Tak lama kemudian, tim bergerak ke Pasar 2, mendatangi sebuah rumah tingkat dua yang di depannya terdapat spanduk bertuliskan warung D7W.

Sekitar 15 menit kemudian, mobil barakuda dan penjinak bom meninggalkan lokasi.

Sekitar setengah jam di sana, seorang perempuan dan seorang laki-laki paruh baya dibawa masuk ke dalam mobil.

Setelah memeriksa rumah tersebut, polisi pun bergerak dan menuju sebuah rumah nomor 212 C di Gang Melati Pasar 1 rel.

Rumah itu adalah milik seorang warga bernama Fauziah, menurut Kepala Lingkungan 6 Sumini, ditinggali Rabbial dan istrinya, Dewi sejak sebulan yang lalu.

"Kemarin waktu pindah ke sini dia ada lapor, istrinya bagus. Kalau orangnya, biasa saja. Tamu-tamunya yang datang, ya menurut informasi itu teman-teman ngajinya," kata Sumini.

Fahreza, yang tinggal tepat di sebelah rumah Rabbial mengatakan, pagi tadi dia sempat bertegur sapa dengan Rabbial.

Namun hanya sekilas saja. Dia sempat bertanya kepada Rabbial hendak kemana.

"Katanya mau kerja. Udah gitu aja. Dia tadi waktu berangkat membawa tas ransel. Gembung tasnya. Biasanya sih tidak," ujar Fahreza.

Setelah satu jam melakukan pengeledahan di ruma tersebut, polisi pun mengeluarkan beberapa barang salah satunya koper berwarna hitam, dan sesuatu menyerupai anak panah.

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabarata, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/14/11413271/cerita-di-balik-aksi-teror-bom-bunuh-diri-di-polrestabes-medan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke