Salin Artikel

English for Ulama, Cara Baru Diplomasi Indonesia di Tanah Inggris

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di London, Aminudin Aziz mengatakan program tersebut sebagai bentuk diplomasi baru Indonesia di Britania Raya.

“Setelah kita bicara adanya diplomasi budaya, ekonomi, dan kuliner, maka ini adalah sebuah diplomasi agama yang ingin dihadirkan Pemdaprov Jabar dan RI di tengah masyarakat Inggris Raya secara langsung,” ujar Aminudin melalui telekonferensi.

Pernyataan itu ia sampaikan saat acara Press Conference-Teleconference English for Ulama The Journey di NJB Precious, Gedung Palma, Jakarta, Selasa (12/11/2019) yang juga dihariri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Ia melanjutkan, saat pembukaan Program English for Ulama di Inggris, di luar dugaan dihadiri tiga anggota parlemen yang salah seorangnya setingkat menteri. Padahal sebenarnya acara itu hanya mengundang beberapa tokoh saja.

“Selain anggota parlemen, pada saat pembukaan acara itu hadir pula para petinggi kaum Nasarani dan Yahudi. Media juga hadir sehingga liputannya luar biasa,” lanjut Aminudin.

Pria yang akrab disapa Amin itu mengatakan, para tokoh tersebut berharap dengan kehadiran para ulama muda Jabar ini bisa menjelaskan nilai-nilai Islam di Indonesia yang cinta damai.

"Program English for Ulama mendapat apresiasi yang sangat baik di Negeri Ratu Elizabeth," ujar Amin.

Perjalanan para ulama Jabar di Tanah Inggris

Perlu diketahui, kelima ulama Jabar sejak tiba di Inggris, Senin (4/11/2019) telah diajak berdialog dengan berbagai komunitas, mulai komunitas muslim non-Indonesia, pengusaha, pedagang, sampai pengacara.

Para ulama itu ditempatkan di lima kota yang berbeda di Inggris Raya, yakni London, Manchester, Birmingham, Bristol, dan Glasgow.

“Mereka sudah melakukan wawancara di berbagai media, baik radio maupun televisi, seperti BBC, serta bertemu tokoh-tokoh Islam dan non-Muslim,” kata Amin.

Selain itu, imbuh dia, para ulama juga berkunjung ke sekolah-sekolah, mulai sekolah muslim hingga non-muslim untuk berdialog.

Amin melanjutkan pada Kamis (14/11/2019) nanti, para ulama akan berdialog di Islamic Channel Televison yang merupakan penutup program English for Ulama di Inggris.

Kisah Hasan di Negeri Ratu Elizabeth

Salah satu ulama peserta program English for Ulama yang dikirim ke Inggris, Hasan Al Banna mengaku 10 hari di London merupakan pengalaman luar biasa.

“Tidak hanya bagi saya, tetapi juga untuk lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Saya pikir program ini sukses merepresentasikan seluruh Indonesia,” kata Hasan melalui telekonferensi.

Ia menceritakan bagaimana saat berdialog antaragama dan di komunitas-komunitas Islam, sambutan yang diterima sangatlah hangat.

“Sehingga rasanya saya tidak hanya mewakili diri pribadi atau Jawa Barat, tetapi juga mewakili Indonesia,” imbuh Hasan.

Namun yang paling penting, lanjut dia, beragam peserta dialog itu melihat Indonesia sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Mereka pun ingin tahu lebih jauh mengenai kondisi Islam di Indonesia.

“Saya berharap program English for Ulama ini bisa menjadi program nasional,” imbuh Hasan.

Tak lupa, ia turut menceritakan hal yang sempat membuat dirinya meneteskan air mata dalam perjalanannya di Inggris. Ini karena ia bisa berdialog dan dekat dengan pemimpin agama lain.

“Saya kemarin dibawa ke gereja, di masa saya sempat menangis. Melalui dialog yang dilakukan dengan berbagai komunitas, saya bisa memeluk Rabi, pemimpin Yahudi di sini. Itu pengalaman yang luar biasa,” kata Hasan.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/12/22451171/english-for-ulama-cara-baru-diplomasi-indonesia-di-tanah-inggris

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke