Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Penjelasan Barrier Bergerak Sendiri | Reaksi Anak ketika Tahu Ayahnya Pelaku Pembunuhan

KOMPAS.com - Berita populer nusantara kali ini diawali dengan sebuah video yang memperlihatkan pembatas jalan atau barrier bergerak sendiri di jalan Tol Pandaan- Malang beredar di media sosial dan menjadi perbincangan.

Video berdurasi 27 detik itu menampilkan pembatas jalan paling depan bergerak melintasi garis putih.

Sedangkan pembatas di urutan ketiga bergerak hingga ke tengah jalan. Pergerakan dua barrier itu hampir bersamaan.

Peristiwa itu pun mengundang rasa penarasan dari netizen. Namun, ternyata tidak ada unsur mistis dari peristiwa itu.

Humas PT Jasamarga Pandaan Malang, Agus Tri Antyo mengatakan, peristiwa dalam video itu terjadi di sta 62-67 Tol Pandaan-Malang yang berlokasi di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.

Pembatas jalan bergerak karena tekanan angin kencang.

Sementara itu, berita respon anak ketika tahu ayahnya pelaku cor PNS Kementerian PU juga menjadi perhatian pembaa Kompas.com.

TG (17), anak tersangka Nopi alias Aci (57), salah satu pelaku yang mengecor jenazah Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, mengaku ayahnya sempat pamit dan memohon maaf karena ikut terlibat aksi pembunuhan.

Setelah kepergian ayahnya tersebut, TG kini menjadi tulang punggung keluarga. Kegiatan Nopi sebagai pembersih makam dan tukang gali kubur kini digantikan oleh TG.

Berikut ini 5 berita populer nusantara selengkapnya:

Humas PT Jasamarga Pandaan Malang Agus Tri Antyo menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Km 62-67 Tol Pandaan-Malang.

Penyebab barier bergerak karena angin kencang.

Ruas tol di daerah itu berupa lorong atau bukit yang digali, sedangkan di sisi selatan terdapat lembah yang terbuka.

Konstruksi area itu dinilai dapat memicu tekanan angin yang mendorong barier bergerak ke tengah.

Apalagi dua barier tersebut tak terisi air sehingga sangat mudah bergerak jika tertiup angin.

“Kebetulan di sta 62-67 adalah bukit yang digali sehingga seperti lorong, sedangkan di sisi selatan lembah terbuka sehingga angin dari lembah yang lumayan kuat ketika melewati lorong bisa semakin kuat,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/10/2019).

TG (17), anak tersangka Nopi alias Aci (57), mengaku, sebelum menjadi buronan, ayahnya sempat pamit dari rumah dan memohon maaf atas perbuatannya yang telah ikut dalam aksi pembunuhan.

"Pada tanggal 20 kemarin, Papa pamit. Minta maaf, sudah melakukan itu. Kami terkejut Papa bilang begitu. Setelah itu Papa pergi," katanya saat berada di TPU Kandang Kawat.

Setelah itu, sambung TG, Ia tak mengetahui keberadaan ayahnya.

Setelah kepergian ayahnya tersebut, TG kini menjadi tulang punggung keluarga. Kegiatan Nopi sebagai pembersih makam dan tukang gali kubur kini digantikan oleh TG.

Ia pun berharap agar ayahnya bisa kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga serta mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukanya.

"Adik-adik kangen. Mama juga sekarang lagi sakit-sakitan. Kalau bisa Papa pulang," harap TG yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini.

Sebuah video seorang pengendara sepeda motor yang takut ditilang lalu kabur meninggalkan istrinya di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 25 detik yang dilihat Kompas.com, Rabu (30/10/2019), tampak seorang pria pengendara sepeda motor tak menggunakan helm emosi kepada seorang anggota polisi lalu lintas.

Namun, petugas tampak berusaha menenangkan pria tersebut. Sambil mengoceh, pria itu langsung menghidupkan sepeda motor lalu pergi begitu saja.

Lucunya, pria itu tancap gas motor dengan meninggalkan istrinya.

Beberapa orang warga di sekitar lokasi mencoba memanggil bahwa istrinya ketinggalan.

"Pak, bininya tinggal," kata warga dalam video itu sambil tertawa.

Lalu, istrinya terlihat berjalan kaki menyusul suaminya.

Warga yang ada di Jalan Sam Ratulangi, Ambon, Maluku, Rabu (30/10/2019) siang, dihebohkan dengan pasangan suami (Pasutri) yang berkelahi.

Akibat perkelahinnya, pasutri ini terjatuh di emperan jalan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, perkelahian itu terjadi saat pasangan pria yang sedang berada menunggu penumpang di jalan tersebut didatangi istrinya.

Saat itu, sang istri langsung mengamuk dan menghardik suaminya itu sehingga perkelahian pun tidak dapat dihindari.

Perempuan itu menuduh suaminya berselingkuh, pertengkaran keduanya pun berujung perkelahian.

Suami meminta istrinya itu untuk membuka celana yang dipakai. Tanpa pikir panjang, perempuan itu langsung melucuti celananya di depan umum.

“Buka celanamu itu, dasar gila, kamu itu sudah gila,” kata pria tersebut.

Bripka Ralon Manurung membangun sebuah sekolah dasar di Dusun Sialang Harapan.

Dusun Sialang merupakan salah satu permukiman terpencil di Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Bukan tanpa alasan ia membangun sekolah tesebut hingga harus menjual perhiasan milik istrinya.

Ia menceritakan, saat bersekolah bersama anak suku Sakai di SD 058 Kandis, Kabupaten Siak, dirinya dan teman-temannya harus menempuh belasan kilometer ke sekolah.

Pengalaman tersebut teringat kembali saat mengetahui SD 010 di Dusun Sialang Harapan yang bangunannya sudah tak layak pakai.

SD tersebut sudah dibangun sejak 2006. Namun, sejak itu kondisi sekolah semakin memprihatinkan dimakan usia.

"SD 010 ada di Desa Batu Sasak. Jaraknya jauh. Anak-anak harus menempuh hutan dan menyeberang sungai. Kalau air sungai naik, mereka enggak bisa ke sekolah," kata pria kelahiran Siantar, 14 Januari 1983, tersebut.

Untuk membangun gedung sekolah secara permanen, Ralon menghabiskan uang sekitar Rp 14,5 juta. Sekolah yang dibangun  tersebut memiliki dua ruangan belajar.

Sumber: KOMPAS.com (Andi Hartik, Aji YK Putra, Idon Tanjung, Rahmat Rahman Patty, Editor: David Oliver Purba dan Farid Asiffa)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/31/06580021/-populer-nusantara-penjelasan-barrier-bergerak-sendiri-reaksi-anak-ketika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke