Salin Artikel

Makam Kiai Abdul Wahib, Jejak Keluarga Gus Dur di Salatiga

Namun, ada juga jejak petilasan keluarga Gus Dur yang berada di Salatiga, Jawa Tengah.

Jejak tersebut diketahui dengan adanya makam Kiai Abdul Wahid, yang merupakan kakek buyut Gus Dur di Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga.

Dari Kiai Abdul Wahid, terlahir keturunan Kiai Asyari, KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahid Hasyim, dan selanjutnya KH Abdurrachman Wahid atau Gus Dur.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Masyitoh Tingkir Lor Salatiga, KH Abdul Nashir Asyari keberadaan makam tersebut baru diketahui pada awal 2000-an saat ada keluarga Gus Dur yang berziarah.

"Padahal warga sini tidak mengetahui itu makam siapa. Hanya tahu itu makam tua, jadi ya dijaga," jelasnya, Selasa (29/10/2019).

 

Diketahui saat Gus Dur ziarah

Setelah itu, Gus Dur diketahui berziarah pada 2003. Dia masih ingat, Gus Dur saat ziarah didampingi AS Hikam.

"Karena Gus Dur ziarah tersebut, selanjutnya silsilahnya ditelisik. Dan diketahui itu makam dari mbah Abdul Wahid, yang ternyata juga pernah ditulis mbah Hasyim Asyari dalam bukunya, ada makam dari leluhurnya di daerah Tingkir," ungkap Nashir.

"Kami semakin yakin bahwa makam itu bukan makam sembarangan, saat Gus Muwafiq juga mengatakan hal serupa. Gus Muwafiq kan penderek Gus Dur dan sudah ziarah ke semua makam sesepuh," paparnya.

Nashir mengungkapkan, makam Kiai Abdul Wahid masih dibiarkan seperti sedia kala.

Letaknya berada di gumuk yang asri, pohon-pohon besar seolah menanungi makam tersebut.

Makam pakai batu candi

Selain makam Kiai Abdul Wahid, ada puluhan makam lain dalam berbagai ukuran. Uniknya, batu nisan yang dipakai adalah batu candi.

"Pernah ada peneliti yang datang untuk mengetahui lebih jauh tentang batu tersebut," paparnya. Agar peziarah tak kebingungan, dipasang penunjuk arah dan silsilah keluarga besar Gus Dur.

Saat ini, lanjutnya, keluarga besar Pondok Pesantren Tebu Ireng sering berziarah ke makam Kiai Abdul Wahid. Bahkan, mereka mendukung rencana pembangunan area makam dan Masjid Al Fudhola.

Menurut Nashir, Masjid Al Fudhola juga masih terawat keasliannya meski ada beberapa bagian yang direnovasi. Mimbar dan lantai masjid yang terbuat dari kayu, diketahui buatan tahun 1883.

Terpisah, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan pembangunan area makam Abdul Wahid tersebut sudah mendapat restu dari keluarga besar Ponpes Tebu Ireng.

"Keluarga Ponpes Tebu Ireng yang dipimpin KH Agus Fahmi Amrullah sudah menyatakan dukungannya terhadap pembangunan area makam tanpa mengganti keaslian makam," jelasnya.

"Diharapkan nantinya makam kakek buyut Gus Dur, yakni mbah Abdul Wahid menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Salatiga," kata Yuliyanto.

Selain itu, makam para sesepuh di Salatiga juga akan direnovasi.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/30/06000021/makam-kiai-abdul-wahib-jejak-keluarga-gus-dur-di-salatiga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke