Salin Artikel

Cerita di Balik Densus 88 Diminta Lepas Sepatu Saat Geledah Kos Terduga Teroris

KOMPAS.com - Saat akan menggeledah indekos terduga teroris SRF di Gang Waway, Kelurahan Pelita, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung, Senin (21/10/2019), sang pemilik indekos sempat meminta anggota Densus 88 dan polisi untuk mencopot sepatu.

Menurut Yusuf Rizani, pemilik indekos, hal itu sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya sebagai tuan rumah yang setiap hari menyapu dan membersihkan indekos tersebut.

Sementara itu, dari hasil penggeledahan, Densus mengamankan tiga bungkus bubur warna kuning dari kamar SRF.

Saat itu, petugas juga sempat meminta masyarakat dan wartawan yang berada di lokasi sekitar penggeledahan untuk tidak merokok.

Berikut ini fakta lengkap penggeledahan terduga teroris di Lampung:

Tim Densus 88 Antiteror telah menangkap lima terduga teroris di Bandar Lampung pada Minggu (13/10/2019) dan Senin (14/10/2019).

Kelimanya ialah NAS yang menyerahkan diri pada Minggu, kemudian empat terduga berinisial R, AH, Y, dan SRF.

Para terduga teroris ini ditangkap karena diduga terlibat jaringan SA yang menusuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Kamis (10/10/2019).

Selain itu, Densus 88 Antiteror juga telah menyita sejumlah barang bukti yang diduga material pembuat bom.

Bahan-bahan itu berupa bubuk sulfur seberat 1,5 kg, bubuk warna putih seberat 2 kg, bubuk mercon, lima ponsel yang sudah dimodifikasi, dan lampu LED detonator dari rumah nenek terduga R di Bandar Lampung.

Dari pantauan di lapangan, saat menggeledah indekos SRF, petugas menemukan tiga bungkus bubuk berwarna kuning.

Waktu itu bahkan kepolisian meminta masyarakat yang menyaksikan penggeledahan untuk tidak merokok. Namun, tidak ada penjelasan pasti kenapa hal itu dilarang.

Saat akan menggeledah indekos SRF, tim Densus dan Gegana Brimob sempat tertahan.

Pasalnya, Yusuf meminta para petugas untuk melepas sepatu sebelum masuk ke indekos dan melakukan penggeledahan.

Polisi pun meluluskan permintaan Yusuf dan segera melakukan penggeledahan di kamar SRF.

“Nah, kan enak ini, konsekuen. Kita Islam, itu namanya menghargai saya, masuk rumah saya lepas sepatu. Ada sadajah saya, tiap hari saya pel, enggak selamanya kan begini, mungkin saja setelah saya omong gini ditembak,” kata Yusuf, Senin.

Berdasarkan keterangan dari Mabes Polri, salah satu terduga teroris, Adnan, yang ditangkap di Tambun Selatan, Bekasi, diketahui telah merakit bom ponsel bersama terduga tiga terduga teroris lain yang sudah lebih dulu ditangkap di Lampung, yakni R, S, dan Y.

Sementara itu, saat penggeledahan di rumah dari nenek salah satu terduga teroris R, ada lima ponsel yang sudah dimodifikasi, dan lampu LED detonator telah diamankan.

Selain itu, petugas juga menyita sejumlah barang bukti yang diduga material pembuat bom berupa bubuk sulfur seberat 1,5 kg, bubuk warna putih seberat 2 kg, dan bubuk mercon.

(Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya, Devina Halim | Editor: David Oliver Purba, Aprillia Ika, Icha Rastika)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/22/10430061/cerita-di-balik-densus-88-diminta-lepas-sepatu-saat-geledah-kos-terduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke