Salin Artikel

Fakta Mahasiswa Unitas Palembang Tewas Saat Mengikuti Diksar Menwa, Ditemukan Tanda Kekerasan di Alat Vital Korban

KOMPAS.com - Mungkin belum hilang diingatan kita kasus meninggalnya Aga Trias Tahta (19), mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) yang tewas saat mengikuti diksar UKM pencita alam Cakrawala pada Minggu (29/10/2019) lalu di Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Kali ini kasus serupa kembali terjadi, Muhammad Akbar (19), mahasiswa jurusan Fakultas Hukum Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), tewas saat mengikuti kegiatan pra Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) di Desa Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Rabu (16/10/2019).

Saat ini polisi tengah menyelidiki kasus tewasnya Akbar saat mengikuti kegiatan pra diksar tersebut.

Pasalnya, dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, ditemukan adanya tanda kekerasan benda tumpul di alat vital korban.

Sementara itu, Rektor Ki Joko Siswanto mengatakan, kegiatan pra Diksar Menwa bukan kegiatan dari kampus Unitas. Sebab, pesertanya merupakan gabungan dari berbagai kampus.

Berikut ini fakta selengkapnya:

Komandan Menwa Sumatera Selatan, Rano Karno mengatakan, kegiatan pra diksar telah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.

Kegiatan pra diksar itu dilaksanakan dua kampus yakni Universitas Muhammadiyah Palembang, dan Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang.

"Karena Unitas hanya ada 4 peserta, jadi digabungkan. Selama pra diksar, hanya pengenalan saja, sifatnya sosial," katanya.

Namun, pada Rabu (16/10/2019), Akbar mengeluhkan keram di kaki sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit di Kabupaten Ogan Ilir, untuk menjalani perawatan.

Belum sempat dirawat, korban lalu meninggal hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum.

Rano membantah adanya tindak kekerasan yang dilakukan terhadap korban hingga akhirnya Akbar tewas.

"Kegiatan pra diksar berlangsung satu minggu. Hanya sosialisasi saja, kalau kekerasan tidak ada," ujarnya.

Agus Giyawa, Komandan Satuan 604 Menwa, Unitas Palembang, mengatakan, sebelum mengikuti kegiatan pra diksar di Desa Senai, Kabupaten Ogan Ilir, kondisi kesehatan Akbar telah lebih dulu dicek dan dinyatakan dalam keadaan sehat.

Namun, pada Rabu (16/10/2019), Akbar mengeluhkan kaki keram.

"Sebelum berangkat sudah dicek kesehatan dan kami minta persetujuan langsung. Untuk kekerasan, kami tidak bisa bilang, biar nanti polisi yang bertindak," katanya.

Tito (46), orangtua Akbar menuturkan, sebelum kejadian, anak pertamanya itu sempat pamit meminta izin untuk mengikuti kegiatan diksar menwa di Ogan Ilir.

Tito pun memberikan izin kepada Akbar tanpa memiliki firasat apapun.

"Saya izinkan, karena memang tidak ada firasat apapun. Berangkatnya hari minggu kemarin," kata Tito.

Menurut Tito, ia baru mendapatkan kabar jika anaknya dirawat di rumah sakit Ogan Ilir pada Rabu (16/10/2019).

"Kami masih berduka, nanti setelah selesai (pemakaman) baru akan ambil langkah hukum," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, ditemukan tanda kekerasan benda tumpul di alat vital korban.

Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra menuturkan, hasil pemeriksaan luar mereka menemukan adanya tanda kekerasan benda tumpul di alat vital korban.

"Ditemukan tanda kekerasan di alat vital. Dugaannya hal itu yang menyebabkan korban tewas," ujar dia.

Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang, Ki Joko Siswanto mengatakan, kegiatan pra Diksar Menwa tersebut bukan kegiatan dari kampus Unitas. Sebab, pesertanya merupakan gabungan dari berbagai kampus.

"Itu bukan kegiatan kampus. Seluruh pesertanya ada dari universitas lain. Bukan kita penyelenggaranya," kata Joko, Kamis (17/10/2019).

Joko menerangkan, kegiatan pra diksar itu memang diketahui dari pihak kampus. Bahkan, setiap tahun Menwa Unitas memang mengikuti kegiatan diksar.

"Tahun sebelumnya berjalan lancar. Tidak pernah terjadi seperti ini. Makanya kami tidak khawatir. Kami juga menyesalkan adanya kejadian ini," ujarnya.

Joko menegaskan, pihak penyelenggara harus bertanggung jawab atas insiden tewasnya siswa mereka.

Kasatreskrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin membenarkan adanya kejadian tersebut, pihaknya sudah meminta keterangan dari sejumlah orang yang dianggap mengetahui kejadian terseut.

“Untuk saksi sudah ada beberapa orang yang diperiksa namun kami masih memeriksa saksi fakta yang melihat langsung kejadian,” katanya.

Untuk penyebab kematian korban, sambung Malik, pihkanya sendiri belum bisa memastikan apakah ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Muhammad Akbar, sebab masih menunggu hasil visum dari dokter yang memeriksanya.

“Masih kami (apakah ada unsur kekerasan dalam kasus tersebut), untuk hasil visum dari dokter forensik,” tambahnya

(Penulis: Kontributor Palembang Aji YK Putra, Kontributor Ogan Komering Ilir, Amriza Nursatria)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/18/15081881/fakta-mahasiswa-unitas-palembang-tewas-saat-mengikuti-diksar-menwa-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke