Salin Artikel

Gelar Tumpengan, Warga Sekitar Semburan Minyak Surabaya Berharap Bencana Lapindo Tidak Terulang

Ikut hadir dalam acara tersebut, pemilik rumah, pihak Kelurahan Kutisari dan pihak Kecamata Tenggilis Mejoyo, pemilik rumah, anggota Linmas penjaga rumah dan sejumlah warga.

Achwan, warga setempat menolak semburan minyak itu disebut musibah.

"Ini sebenarnya berkah, karena dahulu, warga Kutisari sering mengambil dan menjual minyak yang keluar dari bawah tanah," katanya.

Melalui doa bersama yang digelar, dia berharap kepada Tuhan agar diberi solusi yang terbaik menyikapi munculnya semburan minyak yang sudah masuk hari ke-9 itu.

"Kita berdoa saja bagaimana yang terbaik bagi warga untuk saat ini," jelasnya.

Waskito, perwakilan pemilik rumah berharap, semburan segera berhenti.

"Kami berharap diberi solusi yang terbaik, dan yang pasti agar tidak seperti semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo," jelasnya.

Senin (23/9/2019) siang lalu, semburan lumpur bercampur cairan menyerupai minyak berwarna coklat muncul di halaman rumah dinas perusahaan yang ditempati Setiawan dan Lisawati.

Semburan itu diduga sebagai dampak meningkatnya aktifitas sumur tua di bawah pemukiman warga. Menurut Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Jawa Timur, Setajid, di Surabaya ada 120 sumur tua. 

Sebanyak 34 diantaranya ada di blok Kuti, di atas komplek pemukiman Kutisari, lokasi munculnya semburan lumpur dan minyak saat ini. 

https://regional.kompas.com/read/2019/10/02/17353141/gelar-tumpengan-warga-sekitar-semburan-minyak-surabaya-berharap-bencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke