Salin Artikel

5 Kasus Obesitas di Indonesia, Bobot Turun 112 Kg hingga Meninggal Setelah Sesak Nafas

Sebelum meninggal, Satia sempat mendapat perawatan di puskesmas lantaran mengalami batuk dan sesak napas.

Dokter pernah menyarankan pada keluarga untuk membawa Satia ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Namun sayang, hal itu tidak sempat terpenuhi.

Selain Satia, beberapa kasus obesitas di beberapa wilayah di Indonesia menjadi perhatian publik.

Salah satunya Titi Wati, penderita obesitas asal Palangkaraya yang memiliki berat badan 200 kilogram.

Pada Senin (21/1/2019) Titi Wati diperkenankan pulang ke rumahnya setelah menjalani operasi bariatrik atau operasi saluran pencernaan.

Berikut kasus obesitas di Indonesia yang menjadi perhatian masyarakat:

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, perempuan warga Jalan George Obos XXV, Gang Bima, Kota Palangkaraya disebut memiliki berat 300 kg.

Sehari-hari, Titin hanya bisa berbaring di rumah kontrakannya.

Namun setelah ditimbang, berat badan Titik adalah 200 kg.

Pada Selasa (15/1/2019), Titin menjalani operasi digestif atau operasi saluran pencernaan.

Setelah dirawat selama tujuh hari, Titin diperkenankan pulang ke rumahnya pada Senin (21/1/2019).

Sedikitnya ada 20 orang dari tim sukarelawan yang dikerahkan untuk bisa mengangkat Titin dari dalam ruang rawat inap.

Selain itu, Titin terpaksa dibawa menggunakan kendaraan mobil bak terbuka.

Setiba di rumah, Titin langsung diangkat kembali menuju ke dalam rumah.

Tim sukarelawan terpaksa kembali menjebol pintu dan jendela rumahnya agar tandu yang membawa Titin bisa masuk.

 

Saat ditimbang, berat badan Sunati mencapi 148 kg.

Pada 31 Januari 2019, Sunarti dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung dan pada 18 Februari, dia menjalani operasi bariatik, yakni tindakan pengecilan lambung.

Setelah menjalani perawatan, Sunarti diperkenankan pulang pada 1 Maret 2019.

Pihak rumah sakit mengklaim, saat itu tensi, nadi, respirasi, dan suhu badan Sunarti masuk dalam kategori bagus.

Selain itu, Sunarti telah bisa duduk tegak 90 derajat dan tubuhnya telah bisa mentoleransi kalori makanan sebanyak 450.

Sehingga, pasien dapat dirawat di rumah dengan diberikan obat dan edukasi pola makannya.

Pada 2 Maret 2019, Sunarti meninggal dunia setelah sebelumnya mengeluh sesak nafas.

Ia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Anjun, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

 

Pada Kamis (11/10/2019), tenaga medis dari puskesmas memeriksa kondisi kesehatan Silvia.

“Semua diperiksa, mulai kolesterol, gula darah, asam urat, tekanan darah, semuanya masih dalam tahap normal kata dokternya. Hanya memang seingat saya itu kolesterolnya yang agak sedikit tinggi, dan disuruh periksa lebih lanjut,” kata Musri, ayah Silvia.

Obesitas juga membuat Silvia berhenti sekolah saat duduk d bangku kelas IV MI. Di tidak lagi bersekolah karena malu dengan bobot tubuhnya yang terus bertambah.

Ia pun harus menjalani terapi. 3 bulan kemudian, tepatnya Januari 2019, berat badan Silvia turun menjadi 154 kilogram.

Penurunan berat badan ini setelah yang bersangkutan mengikuti anjuran terapi serta program diet yang diberikan oleh tim medis.

Program diet teratur yang diprogramkan oleh pihhak puskesmas setempat cukup membantu Silvia untuk kembali mendapatkan berat badan ideal sesuai usianya.

 

Saat ini berat badan Arya sudah 80 kg.

Pada 2017 lalu, Arya sempat menjalani operasi bariatrik di RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Setelah operasi, Arya mengaku gampang kenyang dan porsi makannya berkurang drastis.

Dia juga rajin berolahraga dan kerap dibimbing binaragawan, Ade Rai.

Berkat kegigihan Arya dan pendampingan dari orangtua serta bantuan dari banyak pihak, berat badan Arya berangsur turun.

Bahkan baju Arya tiga tahun lalu, saat ini sudah kebesaran.

"Bajunya kebesaran," ujar Arya saat mencoba kembali bajunya dibantu ibunya, Rokayah.

Arya kini sudah bisa beraktifitas selayaknya anak-anak pada umurnya.

Tahun ini dia juga mulai sekolah di SMP dan sudah mahir bermain sepak bola, naik motor, hingga berenang.

"Suka renang di kali (sungai) yang dalamnya lima meter. Di Green Canyon (Karawang)," katanya.

 

Yudi meninggal setelah sempat sepekan mendapat perawatan di RSUD Karawang.

Kerabatnya, Nadia, mengungkapkan, Yudi bangun sekitar pukul 04.00 WIB dan mengaku kegerahan. Dia kemudian memutuskan untuk mandi.

"Kemudian dia kembali berbaring. Tak lama dia mengeluhkan sesak napas," ucapnya.

Keluarga kemudian mencoba menghubungi dokter. Akan tetapi, Yudi mengalami kejang-kejang dan akhirnya tidak bergerak.

"Karena panik, saya langsung menghubungi perawat yang jaga. Namun, setelah perawat datang, Yudi sudah tak bergerak," kata Nadia.

SUMBER: KOMPAS.com (Kurnia Tarigan, Farida Farhan, Hamzah Arfah)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/02/06060031/5-kasus-obesitas-di-indonesia-bobot-turun-112-kg-hingga-meninggal-setelah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke