Salin Artikel

Awal Oktober, Kawasan Puncak Bogor Rawan Bencana Longsor, Angin Kencang hingga Puting Beliung

Kawasan Puncak Bogor yang terletak di lereng Gunung Gede Pangrango menjadi kawasan yang paling rawan terdampak peralihan musim ini.

Peralihan dari musim kemarau ke musim hujan ini identik dengan cuaca ekstrem yang bisa memicu bencana seperti longsor, angin kencang hingga puting beliung.

Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi mengatakan, masa transisi memasuki musim hujan biasanya ditandai dengan udara yang sangat panas dan lembab, hujan dalam durasi singkat namun disertai dengan angin kencang dan kadang-kadang bersama dengan petir.

Pada saat-saat tertentu angin kencang dapat bertiup dengan kecepatan 25 - 45 km/jam. Angin ini dapat menumbangkan pohon dan menerbangkan atap rumah. Fenomena ini disebut dengan angin puting beliung.

Yang patut diwaspadai kata dia, kawasan Puncak yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu, Ciawi, Cisarua dan Megamendung yang tercatat memiliki ribuan bangunan dengan lingkungan hutan.

"Iya untuk wilayah di bawah sana (Ciawi-Cisarua) rata-rata pemukimannya padat penduduk, juga dalam kontur tanahnya pegunungan dan perbukitan itu sangat rawan sekali," ucapnya, Senin (30/9/2019).

Menurutnya, hal yang paling penting adalah mengenali lingkungan geografis di mana kita berada sehingga dapat dilakukan mitigasi bencana sedini mungkin.

"Iya itu harus, kan Puncak ini kebanyakan memang daerahnya pegunungan dan perbukitan, tapi tutupan lahan diatasnya kebanyakan daerah perkebunan dan ada juga wilayah yang tidak berpenghuni tapi merupakan hutan perhutani," sambung dia.

Pada saat terjadi hujan deras disertai angin kencang dan petir warga diimbau agar berlindung pada tempat yang aman, misalnya jauh dari tebing, pohon besar, daerah terbuka (sawah/lapangan) atau daerah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET).

"Bisa lakukan mitigasi sedini mungkin misalnya dengan menyediakan tas siaga bencana yang berisi perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan, menghubungi paramedis terdekat serta melakukan siaga dengan berkoordinasi dengan lembaga terkait (BNPB)," katanya.

Selain itu lanjut dia, di musim ini biasanya ditandai juga dengan mewabahnya berbagai penyakit disebabkan perubahan tekanan udara, fluktuasi suhu udara dan kelembaban yang tidak menentu.

Hal itu membuat tubuh bereaksi beragam terhadap perubahan cuaca sehingga berbagai penyakit melanda pada saat musim ini di antaranya asma, batuk, pilek, migrain, hingga nyeri pada persendian.

Adapun mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penyakit pada musim pancaroba ini antara lain, membawa jaket atau payung dan jas hujan ketika bepergian, memenuhi asupan makanan gizi seimbang, mengkonsumsi vitamin yang cukup dan berolahraga secara teratur.

Perubahan suhu

Sementara itu, warga sekitar Exsi Mariani mengakui bahwa cuaca di Puncak Bogor mengalami perubahan secara tiba-tiba, hal itu ditandai dengan adanya angin kencang yang begitu dingin.

"Iya (terasa) hari ini terutama siang hari ya itu beda banget, arah angin tidak teratur kencang dan lebih dingin," ucapnya saat ditemui Kompas.com di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Wanita berusia 33 tahun ini juga menyaksikan sejumlah petugas mulai membangun turap tegak di sejumlah Jalan Raya Puncak Bogor.

"Iya itu bekas longsor beberapa bulan yang lalu, katanya sih mereka lagi bangun turap untuk antisipasi longsor, kan lokasinya dekat jalan raya," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan seorang wisatawan, Arifal menyebut, cuaca di Puncak Bogor tak seperti biasanya.

Ia mengaku hembusan angin begitu kencang dan udaranya terasa lebih dingin pada siang hari.

"Hari ini agak beda, anginnya kencang ditambah udaranya lebih dingin aja," singkatnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/30/20355571/awal-oktober-kawasan-puncak-bogor-rawan-bencana-longsor-angin-kencang-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke