Salin Artikel

Akibat Kabut Asap, Penumpang Bandara Pekanbaru Pilih Pindah ke Bandara Padang

Sembilan orang penumpang terpaksa pindah ke Bandara Internasional Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Sembilan orang penumpang ini, merupakan satu rombongan hendak menuju Pontianak, dengan pesawat Citilink. Jadwal penerbangan pukul 13.00 WIB.

Namun, kabut asap masih pekat, sehingga pesawat ditunda penerbangannya, sampai cuaca membaik.

Salah satu penumpang, Wahid (51), mengaku sudah melakukan pengambilan biaya tiket penerbangan atau refund.

"Kami sudah pesan dua unit travel untuk menuju Padang. Tiket pesawat Rp1.339 ribu, tadi sudah kami refaund. Besok, Senin (23/9/2019) berangkat dari Bandara Padang," kata Wahid saat ditemui Kompas.com di Bandara SSK II Pekanbaru, Minggu.

Akibat gagal terbang karena kabut asap ini, Wahid dan teman-temannya harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.

Selain biaya sewa travel, ditambah lagi dengan biaya penginapan di Padang.

"Mau gimana lagi. Besok harus sudah sampai di Pontianak, karena kerja di sana," kata pria asal Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) ini.

14 penerbangan ditunda

Sementara itu, Officer In Charge Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Benni Netra, mengatakan, sejak pagi hingga siang terdapat 14 penerbangan pesawat yang mengalami penundaan jadwal keberangkatan maupun kedatangan.

Bahkan, satu pesawat Malindo Air dari Bandara Internasional Subang Skypark, Malaysia, terpaksa batal terbang ke Bandara Pekanbaru.

Selain itu, kata Benni, tadi pagi empat pesawat tujuan Pekanbaru terpaksa dialihkan pendaratan karena akibat kabut asap. Bahkan, beberapa pesawat sempat dua jam berputar-putar di udara.

"Tadi pagi pempat pesawat yang sempat melakukan holding untuk pendaratan. Karena kabut asap pekat, pesawat alami divert atau dialihkan, yakni 2 pesawat Lion Air dan Batik Air ke bandara Batam. Kemudian 1 pesawat Malindo Air dialihkan ke Subang, Malaysia dan 1 pesawat ke Tangerang. Tapi pesawat yang dari Subang, Malaysia, akhirnya batal berangkat ke Pekanbaru," kata Benni kepada Kompas.com, Minggu.

Dia menyampaikan, penerbangan pesawat sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Jika jarak pandang masih dibawah 800 meter, maka jadwal penerbangan akan ditunda sampai situasi aman.

"Kalau jarak pandang di bawah 800 meter, penerbangan terpaksa ditunda sampai kondisi aman," terang Benni.

Sementara itu, jarak pandang tadi pagi pukul 07.00 WIB, Minggu, hanya sekitar 500 meter.

Kabut asap semakin pekat

Sedangkan pantauan Kompas.com, pada pukul 15.00 WIB, kabut asap justru semakin pekat, dengan jarak pandang hanya sekitar 300 meter di Jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru.

Sebagaimana diketahui, memasuki pekan kedua kabut asap menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru dan Riau umumnya. Kualitas udara mulai dari tidak sehat hingga berbahaya.

Dampak kabut asap sudah banyak terhadap kesehatan. Warga mengeluhkan sesak napas, batuk, iritasi mata, pusing dan muntah-muntah.

Semenatar Tim Satgas Karhutla Riau hingga kini juga terus berupaya memadamkan api.

Namun, asap di Pekanbaru tidak hanya akibat karhutla di Riau sendiri, tetapi asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).

https://regional.kompas.com/read/2019/09/22/16225471/akibat-kabut-asap-penumpang-bandara-pekanbaru-pilih-pindah-ke-bandara-padang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke