Salin Artikel

Perjuangan Hidup Kortinus, dari Juru Parkir hingga Jadi Pengusaha Sukses

Perjuangannya dari loper koran, kuli bangunan, dan juru parkir hingga menjadi sukses cukup panjang.

Hampir 10 tahun bekerja serabutan mengantarnya menjadi pengusaha sukses.

Pria yang biasa disapa Arton itu mengisahkan, dirinya mengalami hidup susah selama bertahun-tahun sebelum hidupnya secukup hari ini.

"Saya kerja loper koran itu sekitar satu tahun lebih, tepatnya di tahun 2004. Tahun 2005 sampai 2008 itu saya jadi juru parkir di rumah sakit. Karena ada masalah dengan pihak rumah sakit waktu itu, kami dibebastugaskan," kisah Arton kepada Kompas.com, di halaman rumahnya, Rabu (18/9/2019).

"Setelah dipecat dari juru parkir, jadi kuli bangunan 2009 sampai 2010. Banyak cabang kerja yang dilakukan termasuk ojek. Intinya saya kerja menghasilkan uang. Saya ambil semua jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan," sambungnya.

Awal merintis usaha

Pada 2010, Arton menikah dan ikut istri pindah ke kampung Baru, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Di tempat yang baru itu Arton kerja serabutan, termasuk kerja proyek bangunan.

Tahun 2011, dengan modal uang tabungan selama selama 10 tahun, Arton memutuskan untuk membeli mobil pikap.


Uang itu dia tabung sejak kerja menjadi loper koran. Nabung sedikit demi sedikit dan akhirnya bisa kredit mobil. Tambahan sedikit uang dari istri.

Mobil pikap itu dibeli untuk berbisnis ikan. Bisnis ikan itu menjangkau seluruh wilayah pulau Flores dari timur hingga ke barat.

Arton mengatakan, satu tahun bisnis berjalan, mobilnya mengalami kecelakaan dan rusak berat.

Saat itu Arton sempat pasrah, bisnisnya macet dan tidak bisa membayar cicilan mobil.

Namun, Arton terbantu dengan menjual tanah yang dia beli waktu masih bujang.

Hasil menjual tanah untuk memperbaiki mobil yang kemudian digunakan untuk memulai bisnis baru yakni usaha pisang.

"Beli pisang di kampung, lanjutkan ke pengepul di Kota Maumere untuk kirim ke Surabaya. Itu satu tahun lebih berjalan.  Berhenti karena faktor upah yang diberikan pekerja tidak cukup dibandingkan beban kerja. Saya tidak enak dengan mereka, mana saya harus cicil mobil, mana mau kasih upah mereka," lanjutnya.

Kemudian pada 2014, ia memulai usaha baru yaitu membeli hasil bumi dari petani seperti  asam, mente, dan kopra. Ia pergi dari kampung ke kampung.

Selama berkeliling kampung, dari situlah Arton melihat banyak orang kampung yang mesti dibantu.

Selama menjalankan usaha beli hasil itu, banyak para petani yang butuh bantuan saat keperluan mendadak.

"Kalau ada yang butuh uang berobat, bayar uang sekolah, saya bantu uang tanpa bunga. Intinya modal bisa kembali dan mereka bisa terbantu. Kalau ada yang saya lihat sama sekali tidak bisa beli beras, saya bantu sedikit-sedikit. Tidak ada tujuan lain, saya membantu orang-orang kecil dengan ikhlas," ujar dia.


Arton mengungkapkan, pencapaian yang diperoleh dari dulu hingga sekarang tidak terlepas dari dukungan keluarga dan sahabat.

"Yang pertama istri. Istri menerima saya dan mendukung usaha yang saya lakukan. Artinya, saya sukses menjalankan usaha ini tidak terlepas dari peran istri yang selalu mendukung penuh," ungkapnya.

Ia juga tidak lupa mengucapkan syukur kepada orangtua yang telah melahirkan dan mendukung usahanya dengan memberi motivasi dan dorongan agar selalu tekun dalam bekerja. Begitu pula kawan-kawan seperjuangan.

Ia menyebutkan, kunci sukses dalam sebuah usaha adalah berani dan tekun serta terus bersyukur.

"Kalai hidup sudah berkecukupan, jangan lupa bersyukur. Bersyukur itu bisa dengan memberi kepada orang yang membutuhkan. Percayalah, kalau kita memberi pasti Tuhan memperhitungkan itu semua," ungkap Arton.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/18/14330551/perjuangan-hidup-kortinus-dari-juru-parkir-hingga-jadi-pengusaha-sukses

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke