Salin Artikel

Peran NU Rekatkan Persatuan dan Pembangunan Nasional dalam Kajian Akademisi Universitas Brawijaya

Hal itu disampaikan oleh akademisi Universitas Brawijaya (UB) Rachmat Kriyantono dalam suatu acara yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) di Perum IKIP Tegalgondo, Kabupaten Malang, Sabtu (14/9/2019) malam.

Menurutnya, penguatan pondasi itu penting karena tujuan pembangunan itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Rachmat berharap, NU bisa mengambil peran dalam penguatan pondasi itu. Terlebih, NU memiliki struktur hingga ke lapisan tatanan masyarakat terbawah.

Selain itu, NU dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Sejak perang kemerdekaan, NU sudah berdiri di garis depan untuk melawan penjajahan.

"Saat perumusan dasar negara, para ulama NU dengan yakin menghilangkan kata kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. Ini bentuk kesadaran ulama tentang kebhinekaan bangsa kita," imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) mengatakan, hoaks dan saling mencaci menjadi fenomena terbaru yang dialami oleh Bangsa Indonesia. Jika dibiarkan, fenomena dapat memecah persatuan.

"Sebagai antisipasi menurunnya kesadaran umat atas maraknya hoaks, fitnah, saling mengolok antar anak bangsa yang bisa memecah umat . Di tambah lagi, munculnya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama tapi bermaksud mengancam persatuan. Kami hadir untuk mengedukasi bahwa Islam dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan," katanya.

KH Achmad Subhan, selaku Ketua Tanfidziah Pengurus Anak Ranting NU Perum IKIP Tegalgondo mengatakan, perbedaan tidak menjadi alasan untuk bercerai-berai.

"Meski berbeda-beda, kita tetap bersatu. Kita memang berbeda suku, bangsa, hingga ada yang berbeda pemahaman agama dan praktek beragama, tapi, kita harus tetap bersatu," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/15/09555251/peran-nu-rekatkan-persatuan-dan-pembangunan-nasional-dalam-kajian-akademisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke