Salin Artikel

Terpapar Kabut Asap, Warga Pekanbaru Antre Oksigen di Posko Kesehatan

Sejumlah bayi dan orang dewasa diberikan oksigen dan nebulizer.

Salah seorang bayi laki-laki tampak diberi uap karena mengalami dampak kabut asap.

Menurut ibunya, Yenirika (27), sejak kabut asap pekat bayinya sering bersin dan tidur kurang nyaman.

"Kalau kondisi anak saya sehat. Cuma karena asap mungkin ada bersin-bersin dan tidurnya kurang nyaman," kata Yenirika saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Dia bersyukur bayinya yang berusia dua bulan itu tidak terkena sesak napas.

"Kalau sesak napas, alhamdulillah enggak ada. Tapi karena khawatir dia sering bersin dan tidur nggak nyaman, makanya tadi pagi saya bawa motor sendiri datang ke posko kesehatan ini," ucapnya.

Bayi mungil itu tampak tenang setelah diberikan nebulizer oleh perawat di posko kesehatan.

Tak hanya si bayi, Yenirika sendiri juga mengaku terpapar asap. Dia mengalami sesak napas dan sakit kepala.

"Ya, kena dampak asap juga. Sesak napas dan sakit kepala. Karena sudah dua minggu asap di tempat tinggal kami," kata warga Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, yang berbatasan dengan Kota Pekanbaru.

Yenirika mengaku sangat tertolong dengan adanya posko kesehatan dan posko pengungsian yang dibuka PKS Riau ini.

"Sangat membantu, terutama kami yang punya anak balita, ibu hamil, dan orangtua," sebutnya.

Selain bayi, tampak pula beberapa orangtua yang memakai nebulizer dan diberikan oksigen.

Salah seorang ibu rumah tangga (IRT), Rozalinda (35), mengaku diberikan oksigen karena sesak napas akibat kabut asap karhutla.

"Sesak napas, kepala pusing, dada sakit. Dari tenggorokan terasa masuk asap sampai ke dada," ujarnya pada Kompas.com, Jumat.

Warga Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, ini mengaku sejak empat hari terakhir, kabut asap pekat menyelimuti sekitar tempat tinggalnya.

"Asapnya sangat pekat. Jarak pandang hanya sekitar 800 meter. Jadi saya dapat informasi ada posko kesehatan gratis, saya dan keluarga langsung ke sini untuk berobat," kata Rozalinda.

Sekretaris Humas PKS Riau Imron Rosadi mengatakan, pokso kesehatan menyediakan obat-obatan, tabung oksigen, nebulizer dan pemeriksaan kesehatan.

"Semua pelayanan di posko kesehatan gratis. Di sini kita juga ada tiga orang dokter dan beberapa perawat dari rumah sakit secara sukarela membantu masyarakat. Dan, kita juga ada posko  pengungsian. Saat ini sudah ada sekitar 75 orang warga (terpapar asap) yang mengungsi," sebut Imron pada Kompas.com, Jumat.

Mayoritas sesak napas

Sementara itu, salah satu dokter di posko kesehatan PKS Riau, dr Rio Hendra menyampaikan, beberapa pasien yang ditanganinya mengeluhkan beberapa penyakit akibat kabut asap.

"Dari 45 pasien yang saya terima, keluhan terutama sesak napas sama batuk filek. Beberapa pasien yang kita periksa sebagian besar diuap atau di-nebulizer dan diberikan oksigen," kata Rio saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Selain sesak napas dan batuk filek, sambung dia, ada beberapa pasien yang diberikan obat karena mengalami muntah dan mencret.

Rio menambahkan, pasien yang ia tangani paling banyak anak-anak dan ibu hamil. Kata dia, semua pasien positif mengalami gangguan asap.

Dokter Rumah Sakit Safira Pekanbaru ini menyebutkan, efek yang paling cepat ditimbulkan kabut asap adalah sesak napas, batuk, mual-mual hingga muntah.

Untuk itu, masyarakat diimbau agar dapat mewaspadai dampak yang ditimbulkan kabut asap tersebut.

"Kepada warga masyarakat di Pekanbaru, anjuran yang pertama harus mengurangi aktifitas di luar rumah. Kalau pun terpaksa beraktifitas di luar, pakai masker yang ada karbonnya. Kalau nggak bisa masker N95. Kemudian kalau banyak di dalam rumah, banyak minum air putih, dan makan makanan sehat yang bergizi," saran Rio.

Sebagaimana diketahui, kabut asap sangat pekat sudah empat hari menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru. Dua hari belakang ini, justru semakin parah, dengan jarak pandang hanya sekitar 800 meter.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/13/19065851/terpapar-kabut-asap-warga-pekanbaru-antre-oksigen-di-posko-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke