Salin Artikel

Keracunan Makanan Selamatan 100 Hari Meninggalnya Warga yang Jadi Duka Satu Desa

Dari sebanyak itu, 120 orang di antaranya  masih menjalani perawatan tim medis di dua rumah sakit.

Rinciannya sebanyak 65 orang di RSUD Palabuhanratu, di antaranya 26 orang berasal dari rujukan Puskesmas Bantargadung dan 39 orang datang sendiri ke RSUD Palabuhanratu.

Sedangkan sebanyak 55 orang di RSUD Sekarwangi, Cibadak berasal dari rujukan Puskesmas Bantargadung.

"Ada dua orang yang meninggal dunia, dari hasil pemeriksaan karena adanya penyakit penyerta. Khususnya pasien yang anak usia 9 tahun karena gangguan pernapasan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Harun Al Rasyid kepada wartawan di Puskesmas Bantargadung, Kamis malam.

Dia mengatakan pihaknya terus berupaya maksimal dalam penanganan perkara dugaan keracunan makanan tersebut.

Berbagai langkah sudah dilaksanakan, seperti penangaman seluruh pasien oleh tim medis mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit.

"Kami berharap tidak ada tambahan lagi, tapi kami tetap berupaya maksimal dan membuka posko 3 x 24 jam di Puskesmas Bantargadung sampai permasalahan ini ditangani dengan baik," kata dia.

Makanan beracun

Diberitakan sebelumnya keracunan makanan massal dialami warga Kampung Pangkalan, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung,Sukabumi, Jawa Barat.

Awalnya, puluhan warga mengeluhkan gejala mual, muntah, pusing hingga buang air besar setelah mengonsumsi makanan selamatan seratus hari meninggalnya salah satu warga.

Pasien mulai berdatangan ke Puskesmas Bantargadung yang berlokasi di Jalan Raya Cibadak-Palabuhanratu, Bantargadung sejak Selasa (10/9/2019) pukul 23:30 Wib.

https://regional.kompas.com/read/2019/09/13/08430761/keracunan-makanan-selamatan-100-hari-meninggalnya-warga-yang-jadi-duka-satu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke