Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Guru Setrap Anak Anggota DPR Dilaporkan Polisi | Pengemudi Ojek Online Datangi Konjen Malyasia

Sementara di Medan, sejumlah pengendara ojek online melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2019).

Aksi tersebut dilakukan karena sakit hati dengan perkataan bos taksi asal Malaysi beberapa waktu lalu.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Guru yang setrap anak anggota DPRD dilaporkan polisi

Guru agama di SDN 4 Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Kasri, yang menyetrap anak seorang anggota DRPD Lombok Timur, dilaporkan ke polisi.

Mahrus anggota DPRD Lombok Timur Dapil V, suami dari Endang Srihartuti, membenarkan istrinya telah melaporkan Kasri karena telah melakukan pemukulan terhadap anaknya, pada Rabu (4/9/2019).

"Iya benar, istri saya melapor ke polisi, karena tidak terima pelakuan terhadap anaknya," ungkap Mahrus, saat dikonfirmasi, Selasa (10/9/2019).

Mahrus menyebutkan, perselisihan dengan guru tersebut tidak bisa diselesaikan secara kekeluagaan karena guru tersebut hanya sekali mendatangi rumahnya untuk minta maaf.

"Waktu itu dia bersama kepala sekolah, bersama anggota Komite datang ke rumah untuk minta maaf, tapi itu hanya sekali," kata Mahrus.

 

Aksi mereka dilakukan karena sakit hati dengan perkataan bos taksi di Malaysia beberapa waktu lalu.

Mereka menuntut warga Malaysia, Shamsubahrin Ismail, bos perusahaan taksi di Malaysia, diproses secara hukum.

Selain itu, mereka juga meminta Shamsubahrin menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Koordinator aksi Raja Siva Pakpahan mengatakan, perkataan Shamsubahrin Ismail itu telah melukai hati rakyat Indonesia.

"Dia mengatakan kita ini orang miskin. Dia hina kita, driver Gojek. Dia harus dihukum sesuai hukum dan konstitusional,” teriak Raja Siva.

 

Agus juga menyebut pengambilan uang tunai dalam jumlah besar tanpa pengawalan adalah kecerobohan.

"Ini saya juga heran kok masih pakai uang tunai ini. Kalau terkait dengan proyek harusnya langsung ke pelaksana proyek. Kalau kaitan gaji harusnya langsung ke rekening penerima gaji," katanya, Rabu (11/9/2019).

Pihaknya akan menyelidiki kasus pencurian itu termasuk menyelidiki alasan pihak Pemprov Sumut membawa uang tunai sebanyak itu tanpa pengawalan. Terlebih lagi ditinggal di dalam mobil.

Agus mengatakan, meletakkan uang sebanyak itu di dalam mobil adalah kecerobohan.

 

Pria ini memamerkan alat kelaminnya dan mengajak berhubungan seksual ke seorang ibu di pinggir jalan.

Karena meresahkan, pria tersebut lantas ditangkap aparat kepolisian.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, kasus ini diketahui setelah adanya laporan dari masyarakat.

Saat itu, pelaku diketahui menghentikan seorang perempuan yang lewat usai antar jemput anak sekolah.

Ia menghentikan perempuan itu dengan cara pura-pura bertanya. Tiba-tiba, pelaku memperlihatkan alat kelamin dan mengajak perempuan itu berhubungan seksual dengan iming-iming sejumlah uang.

 

Zaenal berkelahi dengan polisi saat hendak mengambil motornya yang telah ditilang pada Kamis (5/9/2019).

“Biasanya dalam adat masyarakat disini kalau ada orang meninggal, kita akan tahlilan, mendoakan selama sembilan malam,” kata Heri Kiswanto salah satu keluarga Zaenal, Minggu (8/9/2019).

Tahlilan biasanya digelar usai shalat Isya. Tahlilan ini selain untuk mendoakan almarhum Zaenal, juga untuk mengobati rasa kesepian keluarga yang ditinggalkan.

SUMBER: KOMPAS.com (Idham Khalid, Dewantoro, Imam Rosidin)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/12/05200071/-populer-nusantara-guru-setrap-anak-anggota-dpr-dilaporkan-polisi-pengemudi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke