Salin Artikel

Cerita Warga Lombok Saat Kekeringan, Berebut Ambil Air di Sumur hingga Sembunyikan Alat Timba

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Musim kemarau panjang membuat sebagian masyarakat di Lombok mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Salah satunya kejadian di Dusun Tanggong, Desa Darek, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, hampir setiap tahunnya mengalami dampak kekeringan.

Akibat kekeringan tersebut, perkcecokan antara  masyarakat sekitar pun sering terjadi saat berebut mendapatkan air bersih di sumur.

Di daerah ini, aliran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memang sudah masuk, namun sejak 2 bulan terakhir masyarakat tidak mendapatkan aliran air dan terpaksa harus menimba di sumur.

"Sudah sekitar 2 bulan terakhir air PDAM tidak ada, jadi terpaksa kami menimba di sumur," ungkap Satemah, salah satu warga Desa Darek, Jumat (30/8/2019)

Kondisi air sumur pun mengalami kekeringan, sehingga warga harus menunggu waktu berjam-jam agar air sumur terisi dan bisa untuk ditimba. Warga harus berebutan, siapa yang lebih awal.

"Air sumur pun mengalami kering. Kita harus menunggu dulu air sumur ada, baru kita nimba, dan kita itu berebutan. Kadang cekcok dan kita harus bangun subuh-subuh agar tidak didahului," ungkap Satemah.

Sementara itu, Sairum salah satu warga lainnya juga menyebutkan hal yang sama.

Dirinya sering jengkel karena ada warga yang menyembunyikan alat timba, sehingga ia tidak dapat mengambil air.

"Terakadang, warga itu ada yang menyembunyikan  alat menimba, jadi kita tidak dapat menimba air," ungkap Sairum.

Dia menyebutkan, biasanya dapat menimba air di sumur sebanyak 3 ember per harinya, dan cukup untuk masak dan mandi.

Sementara, pakaiannya sering tak tercuci selama berminggu-minggu akibat dari kekeringan ini.

Terlihat sejumlah warga juga memutuskan meteran air untuk bisa mendapatkan air. Sebab, air tidak bisa terjangkau dengan ketinggian keran yang ada di dalam kamar mandi.

"Kalau kebetulan ada air PDAM yang lewat, kita langsung buka meteran air, karena kalau tidak, air tidak bisa naik menjangkau keran," tutur Sairum.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/30/14261051/cerita-warga-lombok-saat-kekeringan-berebut-ambil-air-di-sumur-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke